tag:blogger.com,1999:blog-44890275713255169372024-02-19T05:19:56.409-08:00.yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.comBlogger55125tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-16357669781744502792016-01-01T09:54:00.000-08:002016-01-01T09:54:13.602-08:00Tombo Ati, Syi'ir Tradisional Penjawab Keresahan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRuiMkj6bB7cxfLq4mbwjisy_jhKcLNrwRF7I3RED5tdj5WbnHgh8hccNscO23uVUUC_FhXXP5oehh2KW3oH9b95T02YLGTFI9R25klNOrRCbpGmPLWalSwO3oo9SCkuIyOkZDRaWtAC0/s1600/265244_537258d8-5eae-4781-a0b3-00323c024cec.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRuiMkj6bB7cxfLq4mbwjisy_jhKcLNrwRF7I3RED5tdj5WbnHgh8hccNscO23uVUUC_FhXXP5oehh2KW3oH9b95T02YLGTFI9R25klNOrRCbpGmPLWalSwO3oo9SCkuIyOkZDRaWtAC0/s320/265244_537258d8-5eae-4781-a0b3-00323c024cec.jpg" width="214" /></a></div>
<br />
<br />
Judul Buku : Me + God=ENOUGH<br />
Penulis : Ahmad Rifa’i Rif’an<br />
Tahun Terbit : 2015<br />
Cetakan ke : Pertama, 2015<br />
No ISBN : 978-602-02-7178-1<br />
Penerbit : PT Elex Media Komputindo<br />
Tebal : 173 + xvii<br />
<br />
Jawa memiliki berbagai macam budaya, mulai dari seni tari, musik, hingga seni rupa. Pada zaman dahulu Hindu masih menjadi agama mayoritas di tanah Jawa hingga datanglah para wali yang begitu kreatif memadu-madankan antara budaya dengan agama Islam. Salah satunya adalah Sunan Bonang, beliau mengetahui bahwa masyarakat Jawa erat dengan kebudayaan sehingga mendakwahkan Islam dengan cara menggunakan kebudayaan. Outputnya terciptalah Syi’ir Tombo Ati ini.<br />
Syi’ir ini berisi tentang tata cara menjalani kehidupan terutama bagi mereka yang sedang mengalami masalah yang kelut. Tombo ati mengandung lima ajaran pokok yaitu Mmebaca Qur’an dengan maknanya, Sholat malam, bersahabat/mencari sahabat yang sholeh, banyak berpuasa, dan perbanyak zikir malam. Poin-poin Tombo Ati ini konon diambil dari perkataan sahabat Ali bin Abi Thalib yang kemudian oleh Sunan Bonang dikontekstualisasikan ke dalam budaya Jawa (Bahasa Jawa) agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat. <br />
Sakit Hati<br />
Penyakit hati berbeda dengan penyakit fisik karena apabila penyakit fisik bisa dilihat secara dhohir (kasat mata) maka penyakit hati sebaliknya. Bahkan banyak orang tidak merasa bahwa mereka sedang mederita penyakit ini. Umumnya orang baru mengerti setelah mendengar dari orang lain mengenai perubahan perilaku mereka. Banyak indikator seperti emosional, melamun hingga penurunan produktivitas kerja. Oleh sebab itu buku ini seolah menjadi titik terang bagi penderita penyakit hati. <br />
Buku ini mengupas bagaimana cara mengatasi penyakit hati dengan metode pendekatan keagamaan. Karena secara logis orang tidak akan mengalami penyakit hati apabila dekat dengan tuhan-Nya (takwa). Oleh sebab itu dengan kreatif buku ini mengangkat kembali Syi’ir Tombo Ati yang berisikan wejangan-wejangan berbahasa Jawa. Syi’ir Tombo Ati ini secara umum mengupas tentang syariat dalam agama yang berhubungan dengan ketenangan jiwa. <br />
Kontekstualisasi masa kini<br />
Buku ini mengulas tentang Syi’ir Tombo Ati secara renyah dan komplit. Dalam bahasannya buku ini memaparkan potongan-potongan ayat dari al-Qur’an dan Hadis yang merupakan dasar hukum utama bagi Agama Islam. Selain itu juga mengangkat bagaimana cara melakukan syariat yang ada dalam poin-poin Syi’ir Tombo Ati secara benar ditambah dengan kontekstualisasi yang berwujud penelitian ilmiah membuat buku ini mudah diterima baik dari segi penilaian agamis maupun ilmiah.<br />
Dalam poin pertama menganjurkan untuk membaca al-Qur’an dengan maknanya. Hal ini tentu memiliki manfaat yaitu dapat menenangkan keresahan hati, membersihkan jiwa dan tentunya sebagai doa. Secara Ilmiah membaca atau mendengar al-Qur’an dapat menjadi terapi bagi penyakit jantung. Poin kedua menganjurkan untuk melaksanakan sholat malam (Qiyamul Lail). Sholat malam memiliki manfaat yaitu membuat orang menjadi lebih tenang. Secara ilmiah telah dibuktikan bahwa sholat malam dapat meningkatkan kesehatan. Secara ilmiah telah dibuktikan bahwa waktu tidur efektif bagi orang dewasa adalah 3-4 jam per hari. Apabila sesorang tidur selama waktu yang ditentukan akan menjaga Hormon melatonin (antibiotik) tetap stabil.<br />
Poin ketiga menganjurkan seseorang untuk memilih teman yang sholeh. Hal ini tentu bertujuan untuk menjaga perilaku kita jauh keburukan. Karena bila kita memiliki teman yang sholeh tentu secara tidak langsung kita juga akan memiliki contoh yang baik sehingga terpancing untuk mengikuti perbuatan yang baik pula. Tentu berlainan dengan bila kita memiliki sahabat yang buruk perilakunya, maka kita akan menirukan perilaku yang sama. Oleh sebab itu dalam buku ini dituliskan Sahabatmu, Cermin dirimu (halaman 109). <br />
Poin keempat menganjurkan untuk berpuasa. Hal ini bermanfaat untuk melatih kesabaran, karena kunci dari puasa adalah menahan hawa nafsu. Banyak pembuktian ilmiah yang telah dilakukan tentang manfaat puasa ini. Salah satunya adalah puasa sebagai terapi penderita stroke. Hal ini realistis karena puasa dapat menjaga kadar kolesterol tetap seimbang. Karena salah satu penyebab utama dari stroke adalah penyumbatan aliran darah. Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol dalam darah. <br />
Poin kelima menganjurkan untuk senantiasa berzikir. Hal ini tentu untuk melepaskan beban yang ada. Karena saat kita berzikir kita bisa bercerita segala masalah kita tanpa ada membatasi. Kita bisa menangis contohnya, tentu hal ini melegakan hati dan memiliki efek dalam kehidupan seperti membuat orang menjadi senantiasa ceria meskipun memiliki banyak permasalahan.<br />
Buku Me+God=Enough ini mengupas kembali Syi’ir tombo ati secara lebih rinci bahkan disertai fakta ilmiah yang menarik bagi pembaca. Dengan tampilan yang unik dan baru tentu buku ini sangat disarankan untuk pembaca dari kalangan muda. Selain itu pemilihan judul juga sangat cerdas karena menjunjung konsep kekinian sehingga menarik dan mengundang rasa penasaran pembaca untuk mengetahui isi buku ini.<br />
Meskipun buku ini menarik, tetapi pembacanya terkesan terbatas. Yang mungkin perlu dilakukan adalah membuat buku ini lebih ramah terhadap semua kalangan agama. Contohnya dengan mengkontekstualisasikan metode peribadatan dari berbagai kalangan agama yang sesuai dengan isi dari Syi’ir Tombo Ati. Sehingga tidak terkesan untuk kalangan terbatas<br />
Buku ini membahas hal-hal pokok yang terdapat dalam Syi’ir Tombo Ati. Melalui buku ini pembaca dapat semakin mengetahui mengapa Syi’ir Tombo Ati menganjurkan untuk melakukan suatu syariat karena telah disertai alasan secara agamis, psikis, dan ilmiah. Selain itu buku ini juga menjadi metode dakwah yang cerdas karena secara tidak langsung mengangkat Tombo Ati yang sempat redup agar bisa dikenal kembali. <br />
<br />
<br />
<br />
yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-43424424274657325672015-12-30T00:27:00.002-08:002015-12-30T00:27:45.746-08:00Zakat Sebagai Metode Pengentasan Kemiskinan Secara Islami BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini masalah sosial masih banyak terjadi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : Kurangnya pendidikan dan keterampilan, Terpencil dan kurangnya perhatian dari pemerintah. Dalam artikel ini penulis akan membahas tentang zakat sebagai metode penanggulangan kemiskinan.
Alasan mengapa penulis mengangkat zakat karena penulis melihat zakat itu sebagai salah satu kekuatan perekonomian di Indonesia. Tentunya bukan tanpa alasan penulis berpendapat demikian karena melihat jumlah penduduk muslim di Indonesia yang begitu banyak bahkan negara muslim terbesar di Dunia adalah Indonesia.
Dengan melaksanakan zakat/sadakah tentunya akan membersihkan badan dan rezeki kita. Sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan. Menurut penulis dengan menunaikan zakat/sadakah akan menghidupkan rasa kepekaan terhadap masyarakat sekitar dan selain itu mempererat dan mengegality/ menyetarakan antara si kaya dan si miskin sesuai dengan prinsip Islam bahwa orang yang paling mulia itu adalah orang yang bertakwa bukan orang yang karya hartanya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara zakat membantu mengentasakan kemiskinan di masyarakat ?
C. Tujuan Penulisan
Dengan selesainya artikel ini penulis berharap artikel ini dapat memperluas pengetahuan pembaca tentang peran zakat yang amat vital bagi pengentasan kemiskinan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan kata dasar (masdar) dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik. Sedangkan Menurut Lisan al-Arab arti dasar dari kata zakat , ditinjau dari sudut bahasa adalah suci, tumbuh, berkah, dan terpuji. Apabila ditinjau dari segi istilah fikih, zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak mengeluarkan sejumlah harta tertentu.
Dalam al-Quran sendiri terdapat 32 buah kata zakat, bahkan sebanyak 82 kali diulang sebutannya dengan memakai kata-kata yang sinonim dengannya, yaitu sadakah dan infak. Pengulangan tersebut mengandung maksud bahwa zakat mempunyai kedudukan, fungsi dan peranan yang sangat penting. Dari 32 kata Zakat yang terdapat di dalam al-Qur’an, 29 di antaranya bergandengan dengan kata shalat. Ibadah shalat merupakan perwujudan hubungan dengan tuhan , sedangkan zakat merupakan perwujudan hubungan dengan Tuhan dan manusia.
Nash al-Qur’an tentang zakat diturunkan dalam dua periode, yaitu periode Mekah dan periode Madinah. Perintah zakat yang diturunkan pada periode Mekah baru merupakan anjuran untuk berbuat baik kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan bantuan. Sedangkan yang diturunkan pada periode Madinah, perintah tersebut telah menjadi kewajiban mutlak (ilzami).
Contoh ayat saat periode Mekah :
Al-Maidah ayat 12 :
وَلَقَدْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيبًا وَقَالَ اللَّهُ إِنِّي مَعَكُمْ لَئِنْ أَقَمْتُمُ الصَّلاةَ وَآتَيْتُمُ الزَّكَاةَ وَآمَنْتُمْ بِرُسُلِي وَعَزَّرْتُمُوهُمْ وَأَقْرَضْتُمُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا لأكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَلأدْخِلَنَّكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ
Artinya :
“Dan Sesungguhnya Allah telah mengambil Perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya aku beserta kalian, Sesungguhnya jika kalian mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada Rasul-Rasul-Ku dan kalian bantu mereka dan kalian pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya aku akan menutupi dosa-dosa kalian. dan Sesungguhnya kalian akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka Barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, Sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.”
Contoh ayat saat periode Madinah :
Al-Bayyinah ayat 5:
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ
Artinya :
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
Nash dalam as-Sunnah juga banyak mengandung hadis-hadis tentang zakat. Salah satunya Imam Bukhari dan Muslim telah menghimpun hadis-hadis yang berkaitan dengan zakat sekitar 800 hadis. Selain Bukhari dan Muslim banyak juga Imam lain yang juga menghimpun hadis tentang zakat. Diantara hadis yang mengupas tentang zakat antara lain:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ فَرَضَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكاَةَالْفِطْرِ مِنْ رَمَضَانَ عَلَى الناَّسِ صاَعاً مِنْ تَمْرٍ اَوْصَاعاً مِنْ شَعِيْرٍ عَلَى كُلِّ حُرٍّ اَوْعَبْدٍ ذَكَرٍ اَوْاُنْثَى مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ – رواه البخارى ومسلم. وفى البخارى وكان يُعْطُوْنَ قَبْلَ الفِطْرِ بِيَوْمٍ اَوْ يَوْ مَيْنِ.
Artinya :
“Dari Ibnu Umar. Ia berkata, “Rasulullah Saw. Mewajibkan zakat fitri (berbuka) bulam Ramadhan sebanyak satu sa’ (3,1 liter) kurma atau gandum atas tiap-tiap orang muslim merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
B. Macam-macam zakat
1. Zakat Fitrah
Makna atau arti dari zakat fitrah yaitu zakat yang sebab diwajibkannya adalah futur (berbuka puasa) pada bulan Ramadhan dan juga biasa disebut sebagai sedekah fitrah. Zakat fitrah diwajibkan pada tahun kedua Hijriah, yaitu tahun diwajibkannya puasa Ramadhan untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan yang tidak ada gunanya, untuk memberi makanan pada orang-orang miskin dan mencukupkan mereka dari kebutuhan dan meminta-minta pada Hari Raya. Zakat fitrah berbeda dengan zakat yang lain karena merupakan zakat pribadi. Oleh sebab itu pada zakat fitrah tidak disyaratkan hal layaknya zakat yang lain, seperti memiliki nisab dan lain-lain.
Secara umum syarat sah atau utama dari zakat fitrah ini adalah yang pertama Islam, dan yang kedua adalah ukuran adanya kelebihan dari makanannya dan makanan orang yang wajib nafkah baginya pada hari dan malam hari raya, dan kelebihan dari rumahnya, perabot rumah tangganya dan kebutuhan pokoknya . Ini berarti misalnya ada bayi yang baru lahir pun sudah wajib di zakati karena zakat merupakan kewajiban bagi seluruh umat Islam. Rasulullah mengeluarkan zakat fitrah dan memerintahkan agar mengeluarkannya stelah shalat Shubuh dan sebelum shalat Idul Fitri. Meski waktunya biasa dikatakan singkat tapi itu cukup mengingat sedikitnya jumlah masyarakat pada masa itu. Tentunya berbeda pada saat zaman sahabat dimana jumlah masyarakat bertambah banyak selain itu wilayah persebaran penduduk juga semakin luas. Karena perbedaan kondisi dan situasi yang tidak memungkinkan jadilah waktu pembayaran zakat diperpanjang menjadi dua hari.
Kini sejauh pemahaman penulis pembayaran zakat bisa dibayarkan dari awal bulan Rmadhan. Dan juga hal lain yang berbeda adalah apabila pada zaman dahulu zakat dibayar dengan bahan makanan pokok, pada zaman kita zakat bisa dibayarkan dengan berbentuk uang atau bentuk yang lain. Karena pada prinsipnya zakat itu bermanfaat bagi si penerima jadi dipilihlah yang memungkinkan bisa menolong si penerima zakat.
2. Zakat Mal (Harta Benda)
Zakat mal adalah zakat yang wajib dikeluarkan dari harta yang kita miliki. Dalam al-Quran memang terdapat beberapa kekayaan yang disebutkan dan diperingatkan untuk dikeluarkan zakatnya sebagai hak Allah, antara lain:
a. Emas dan Perak
At-Taubah ayat 34 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۗ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih”
b. Tanaman dan buah-buahan
Al-Anam ayat 141 :
وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ جَنَّاتٍ مَعْرُوشَاتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوشَاتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا أُكُلُهُ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ كُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Artinya :
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
c. Usaha seperti usaha dagang
Al-Baqarah ayat 276 :
يَمْحَقُ اللّهُ الْرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
Artinya :
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa”
d. Barang-barang tambang yang dikeluarkan dari perut bumi
Al-Baqarah ayat 267 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ الْأَرْضِ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنفِقُونَ وَلَسْتُم بِآخِذِيهِ إِلَّا أَن تُغْمِضُوا فِيهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
Artinya :
“Wahai orang orang yang beriman, infakkanlah sebagian harta yang baik dari yang kalian peroleh dan dari sebagian dari yang Kami keluarkan dari perut bumi untuk kalian. Janganlah engkau sengaja memilih harta yang burut lalu darinya kalian berinfak, padahal kalian tidak lagi sudi mengambilnya kecuali dalam kondisi memercingkan mata ( risih). Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
Kekayaan yang dimiliki antara satu orang dengan yang lain tentunya berbeda, oleh karena itu zakat mal (kekayaan) ini memiliki syarat-syarat kekayaan yang menjadi wajib dizakatkan, antara lain:
a. Kepemilikan penuh
Istilah kepemilikan penuh di atas mengandung arti bahwa kekayaan kekayaan itu harus berada di bawah kontrol dan di bawah kekuasaannya, atau seperti yang dinyatakan oleh sebagian ahli fikih bahwa kekayaan itu harus berada di tangannya, tidak tersangkut di dalamnya, dapat ia pergunakan dan faedahnya dapat dinikmatinya. Oleh karena itu mereka (ahli fikih) berpendapat bahwa seorang pedagang tidak wajib zakat apabila barang yang dibelinya belum sampai di tangannya, begitu pula barang yang dirampok dan diselewengkan apabila barang itu dikembalikan kepada pemiliknya. Sebab lain zakat tidak wajib misalnya adalah penggadaian, bila barang yang digadaikan berada di tangan yang menerima gadai, oleh karena barang tidak berada di tangannya maka tidak wajib.
b. Berkembang
Ketentuan tentang kekayaan yang wajib dizakatkan adalah bahwa kekayaan itu dikembangkan dengan sengaja atau mempunyai potensi untuk berkembang. Pengertian berkembang menurut bahasa sekarang adalah bahwa sifat kekayaan itu memberikan keuntungan, bunga, atau pendapatan, keuntungan investasi, ataupun pemasukan, sesuai dengan istilah yang dipergunakan oleh ahli-ahli perpajakan. Ataupun kekayaan itu berkembang dengan sendiri, artinya bertambah dan menghasilkan produksi. Inilah yang ditekankan dan dijelaskan oleh ahli-ahli fikih sejelas-jelasnya dan setuntas-tuntasnya.
c. Cukup Senisab
Islam tidak mewajibkan zakat atas seberapa saja besar kekayaan yang berkembang sekalipun sekalipun kecil sekali, tetapi memberi ketentuan sendir yaitu sejumlah tertentu yang dalam ilmu fikih disebut sebagai nisab. Terdapat hadis-hadis yang mengeluarkan dari kewajiban zakat kekayaan di bawah lima ekor unta dan empat puluh ekor kambing, demikian juga yang di bawah dua ratus dirham uang perak dan di bawah lima kwintal (wasaq) bijikan, buah-buahan, dan hasil-hasil pertanian . Soal besarnya zakat kita akan mengambil contoh dari nishab emas dan perak. Dahulu penetapan nishab emas dan perak masih mengacu kepada Urf (kebiasaan). Pada masa itu apabila menggunakan nishab ukuran perak, yakni dua ratus dirham (sekitar 595 gram), Sedangkan bila menggunakan ukuran emas, yakni dua puluh mitsqal atau dinar (sekitar 85 gram). Pada waktu itu kurs dinar sama dengan sepuluh dirham.(20 dinar sama dengan 200 dirham).
Menurut Yusuf Qardhawi hal ini sudah tidak lagi relevan karena harga emas sekarang sudah hampir sepuluh kali lipat dari harga perak berbeda dari zaman itu dimana harga emas masih sekitar enam kali lipat dari harga perak. Oleh karena itu untuk menyikapi permasalahan ini beliau menggunakan metode di kurs kan dengan uang. Karena nilai betapapun perubahan nilai jual emas pasti bisa di uangkan. Dalam hal ini pemakalah setuju dengan pendapat Yusuf Qardhawi karena menurut pemakalah cara ini merupakan cara paling praktis dan tentunya terbukti efektif.
d. Lebih dari kebutuhan biasa
Lebih dari kebutuhan biasa disini banyak ditafsirkan oleh para ulama sebagai kebutuhan di luar kebutuhan rutin. Tetapi hal ini masih perlu diperdebatkan lagi karena kita tentu tahu kebutuhan antara satu orang dengan yang lain berbeda. Contohnya bagi si A Televisi adalah hal pokok tetapi bagi si B Telvisi merupakan hal yang tersier atau bersifat sampingan. Oleh sebab itulah menurut saya hal ini tidak bisa disamaratakan.
Yang terpenting adalah bahwa kebutuhan rutin manusia itu berubah-ubah dan berkembang sesuai dengan perubahan zaman, situasi dan kondisi setempat. Dan yang menjadi tekanan di sini adalah kebutuhan-kebutuhan rutin orang yang terkena kewajiban zakat itu serta kebutuhan rutin orang-orang yang di bawah tanggungannya, seperti istri, anak-anak betapapun jumlahnya, orang tua dan anggota-anggota keluarga lain yang harus ditanggungnya. Kebutuhan mereka itu berarti atau merupakan kebutuhannya juga.
e. Bebas dari Hutang
Bila pemilik mempunyai hurang yang menghabiskan atau mengurangi jumlah senisab itu, zakat tidaklah wajib, kecuali bagi sebagian ulama fikih terutama tentang kekayaan yang berkaitan dengan kekayaan tunai. Sebab perbedaan pendapat mereka adalah dalam hal cara pembayaran zakat, pandangan mereka tentang zakat, dan perbedaan pendapat mereka tentang hal itu, sebagaimana terungkap dari pernyataan Ibnu Rusyd apakah zakat itu ibadat ataukah hak orang miskin yang mutlak ada dalam suatu kekayaan.
f. Berlalu Setahun
Maksudnya adalah bahwa kepemilikan yang berada di tangan si pemilik sudah berlalu masanya dua belas bulan Qamariyah. Persyaratan setahun ini hanya buat ternak, uang, dan harta benda dagang, yaitu yang dapat dimasukkan ke dalam istilah “zakat modal”. Tetapi hasil pertanian, buah-buahan, madu, logam mulia, harta karun, dan lain-lainnya yang sejenis, tidaklah dipersyaratkan satu tahun, dan semuanya itu dapat dimasukkan ke dalam istilah “zakat pendapatan”.
C. Penerima / Sasaran Zakat
Golongan yang berhak menerima zakat adalah seperti yang disebutkan dalam potongan ayat di bawah ini :
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Artinya :
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk [1] orang-orang fakir, [2] orang-orang miskin, [3] amil zakat, [4] para mu’allaf yang dibujuk hatinya, [5] untuk (memerdekakan) budak, [6] orang-orang yang terlilit utang, [7] untuk jalan Allah dan [8] untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. At Taubah: 60)
D. Zakat Dalam Usaha Pengentasan Kemiskinan
Kemiskinan
Kemiskinan merupakan sebuah masalah sosial. Dimana penanggulangannya bisa dikatakan sangatlah sulit, karena standarisasi orang disebut miskin juga masih terbilang abstrak. Kemiskinan hingga kini belum diketahui kapan kemunculan pertamanya, tetapi menurut logika penulis, kemiskinan itu tentunya sudah ada sejak dahulu kala karena kebutuhan setiap orang pada setiap zaman akan berbeda. Dahulu, mungkin seseorang akan diklasifikasikan ke dalam orang yang hidupnya berkecukupan. Hal ini mungkin berubah pada zaman ini karena mungkin seseorang itu tidak memenuhi satu kriteria orang berkecukupan pada zaman ini.
Lalu sebenarnya kemiskinan itu ?, banyak pendapat tentang hal ini . Menurut mazhab Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah sesorang itu disebut miskin apabila orang tersebut masih mampu berusaha memperoleh nafkah secara halal, tetapi hasilnya tidak mencukupi bagi dirinya dan keluarganya. Sedangkan menurut mazhab Hanafiyah sesorang disebut miskin apabila orang tersebut tidak mampu bekerja dan kebutuhan hidupnya belum tercukupi . Dalam hal ini penulis lebih condong sepakat dengan pendapat mazhab yang pertama. Menurut penulis seseorang disebut miskin apabila orang tersebut sudah berusaha tetapi kebutuhannya belum terpenuhi, mungkin yang ditambahkan oleh penulis kebutuhan disini bukan hanya kebutuhan jasmani seperti makanan tetapi juga kebutuhan rohani seperti keluarga yang bahagia dan ketenangan jiwa.
Islam dan Usaha Pengentasan Kemiskinan
Seperti yang kita ketahui bahwa Islam merupakan agama yang mengajarkan untuk saling mengasihi dan menyayangi sesama manusia. Hal ini tentulah sesuai dengan prinsip “orang muslim itu saudara” hal ini sangatlah masuk akal karena sesuai yang kita yakini bahwa semua orang di dunia ini merupakan anak turun dari Nabi Adam A.S. Meskipun kita diciptakan berbeda bentuk, ras dan warna kulit, kita harus tetap saling menghargai seperti hadis Rasulullah “Perbedaan dalam umatku adalah rahmat” karena seperti apapun keadaannya manusia itu diciptakan Allah dalam bentuk sebaik-baiknya.
Kontekstualisasi dari konsep rasa sayang dalam Islam ini salah satunya tercurah dalam wujud Ibadah Zakat. Dimana ibadah zakat ini meurut penulis dapat menumbuhkan rasa kepekaan sosial terhadap lingkungan sekitar. Contoh realisasi kepekaan sosial ini sudah diterapkan oleh khalifah Umar bin Khattab di mana beliau setiap malam berkeliling kota untuk memeriksa apakah masih terdapat warga yang kelaparan. Apabila beliau mendapati warganya masih kelaparan, beliau menyuruh prajuritnya atau tak jarang beliau sendiri yang memikul bahan makanan ke rumah penduduk yang membutukan. Dari Ibnu Umar radliyallahu anhuma bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
وَ مَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللهُ فِى حَاجَتِهِ
“Dan barangsiapa yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah juga akan berusaha memenuhi kebutuhannya”. [HR al-Bukhoriy: 2442, 6951, Muslim: 2580, Abu Dawud: 4893, at-Turmudziy: 1426 dan Ahmad: II/ 91. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]
Dalam agama samawi yang lain (Yahudi dan Nasrani) juga dikenal konsep seperti zakat/sadakah. Dalam kepercayaan mereka terdapat nasihat untuk memberikan perhatian pada fakir miskin, janda-janda dan anak yatim . Hal ini berbeda dengan pandangan Islam. Apabila dalam pandangan agama samawi yang lain (sadakah) masih merupakan nasihat atau anjuran maka dalam Islam sadakah/zakat merupakan suatu kewajiban dan termasuk salah satu rukun Iman.
Mungkin dalam hal ini penulis setuju dengan konsep yang dicetuskan oleh Ustadz Yusuf Mansur bahwasanya orang yang berzakat/sadakah akan dibalas sepuluh kali lipat oleh Allah swt. Tentu kita tidak berniat mengharap harta yang kita sadakahkan akan dibalas sepuluh kali lipat oleh Allah tetapi hal ini secara tidak langsung meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan. Dan anehnya meski orang yang berzakat itu tidak berniat melipatgandakan hartanya tetapi dalam kenyataan hartanya tidak habis bahkan terus berkembang. Hal ini tentunya sesuai dengan janji Allah SWT “Min Haitsu La Ya Tahsib” yang artinya Allah akan memberikan rezeki dari jalan yang tidak diduga-duga, oleh karena itu marilah mulai dari sekarang kita biasakan bersedeka.
Dalam kenyataan, dewasa ini banyak orang bersedekah bukan karena Allah melainkan ingin mencari nama dalam masyarakat. Hal ini banyak kita temui saat menjelang pemilu. Banyak calon yang “membeli suara” masyarakat dengan cara memberikan uang, fasilitas, bahan makanan dan lain-lain. Hal ini tentu tidak sesuai dengan hadis Rasulullah SAW “Innama a’malu binniyat” yang artinya segalanya itu tergantung pada niatnya. Coba kita fikirkan kembali kalau uang, fasilitas, ataupun bahan makanan tersebut diberikan bukan karena ingin mendapat suara, melainkan ingin bersadakah maka orang tersebut apabila masyarakat tersanjung akan dapat menjadi sesuai yang diinginkan dan mendapat pahala bersadakah sedangkan apabila belum maka tidak akan rugi karena sudah mendapatkan pahala sadakah.
Asy-Syekh Az-Zarnuji dalam kitab Ta’lim Muta’alim juga secara tidak langsung menyinggung problema ini. Menurut beliau “Amal dunia bisa bernilai amal akhirat dan Amal akhirat bisa hanya menjadi amal dunia” maksudnya adalah amal yang berbentuk amalan dunia (memberi makan binatang contohnya) bisa menjadi pahala bagi kita di akhirat karena kita meniatkan hal itu karena Allah berbeda tentunya dengan masalah yang kita singgung tadi tentang orang yang bersadakah karena ingin mendapat suara saat pemilu. Bersadakah sebenarnya merupakan amalan akhirat tetapi karena niatnya bukan karena Allah, maka hanya menjadi amalan dunia dan tidak mendapatkan pahala ibadah.
Dalam kehidupan sehari-hari manfaat zakat khususnya zakat fitrah dalam kacamata penulis sangat membantu dalam penanggulangan kemiskinan Yang paling penulis ketahui adalah saat zakat fitrah. Sesuai tradisi di desa penulis setelah shalat Idul Fitri Jumlah zakat yang diterima dan jumlah penerima zakat disebutkan. Jumlah wajib zakat di desa penulis tahun ini adalah seribu orang lebih, besarnya zakat yang dibayarkan untuk zakat yang berupa beras adalah 2,7 kg dan Rp. 25.000 untuk zakat berupa uang. Jumlah penerimaan zakat yang berupa beras adalah sebanyak 2,5 ton lebih dan 2,5 juta rupiah dalam berbentuk uang. Penerima zakat sebanyak 123 orang. Jadi bila kita hitung secara matematis setiap penerima zakat akan mendapatkan 2 kwintal beras lebih dan Rp. 200.000 dalam bentuk uang. Tentunya jumlah sebesar itu sangat membantu bagi penerima zakat. Sehingga uang yang seharusnya digunakan untuk membeli bahan makanan bisa dialihkan untuk kebutuhan yang lain seperti sekolah, pengembangan usaha dan dampaknya bisa mempercepat penanggulangan kemiskinan.
Hal itu adalah contoh pemanfaatan zakat di desa penulis. Bila kita fikirkan secara logika hal ini tentu sangat meringankan beban pemerintah sebagai pemangku jabatan. Karena hal ini tentu sangat membantu menanggulangi masalah kelaparan di Indonesia karena seperti yang kita telah ketahui mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Tetapi sangat disayangkan masalah kelaparan sebagai salah satu indikasi kemiskinan masih banyak ditemui di Indonesia. Menurut penulis peran yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah dengan dengan cara :
a. Memeberikan pengetahuan/keterampilan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mandiri
b. Menetapkan standarisasi warga miskin (contohnya mengacu kepada penghasilan berkapita)
c. Dana yang tersedia disalurkan kepada masyarakat sebagai modal untuk pengembangan usaha
d. Melakukan sensus secara berkala agar pemberian bantuan efektif
e. Melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk mengetahui problema yang dialami
Metode penuntasan Kemiskinan Menurut Yusuf Qardhawi
Yusuf Qardhawi secara umum mencetuskan konsep penuntasan kemiskinan dalam tiga cara yaitu Individu, masyarakat dan Negara. Menurut Yusuf Qardhawi cara penuntasan kemiskinan dengan lingkup terkecil yaitu secara Individu adalah dengan bekerja. Sesuai dengan Hadis Rasulullah SAW:
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ نَبِىَّ اللَّهِ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
“Tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan yang lebih baik dari makanan yang dihasilkan dari jerih payah tangannya sendiri. Dan sesungguhnya nabi Daud ‘alaihissalam dahulu senantiasa makan dari jerih payahnya sendiri.” (HR. Bukhari, Kitab al-Buyu’, Bab Kasbir Rojuli wa ‘Amalihi Biyadihi II/730 no.2072).
Cara kedua adalah penuntasan kemiskinan dengan melibatkan masyarakat, antara lain :
a. Memberi nafkah kepada karib kerabat
b. Menghormati dan menjaga hak tetangga
c. Mnegeluarkan zakat secara sukarela
d. mengeluarkan berbagai kewajiban selain zakat dari harta yang dimiliki seperti membayar denda, nazar serta membantu orang yang sedang dalam kesulitan.
e. Memberikan sedekah sukaarela baik yang bersifat sementara maupun yang bersifat abadi seperti amal jariyah, wakaf dan lain-lain
Cara yang terakhir adalah dengan melibatkan negara adalah dengan jaminan Baitul Mal negara, yaitu kewajiban negara untuk memenuhi kebutuhan para fakir miskin yang membutuhkan, baik dari kalangan muslim maupun dzimmi (nonmuslim yang hidup di bawah naungan pemerintah Islam).
Selain itu Yusuf Qardhawi juga mengemukakah pandangannya bagi upaya pengentasan kemiskinan melalui enam solusi, antara lain:
a. Setiap orang Islam harus bekerja keras dan meningkatkan etos kerja
b. Orang-orang kaya menyantuni dan menjamin kehidupan ekonomi keluarga dekatnya yang miskin
c. Meningkatkan dan mengintensifkan pelaksanaan zakat secara profesional
d. Mengintensifkan pengumpulan bantuan dari sumber, baik dari swadaya masyarakat maupun pemerintah
e. Mendorong orang-orang kaya untuk mengeluarkan sadakah tathawwu’ kepada orang-orang yang yang sangat membutuhkannya
f. Bantuan-bantuan sukarela dan kebaikan hati secara individual dan insidential
Dalam hal ini penulis sepakat dengan Yusuf Qardhawi bahwa penanggulangan kemiskinan tidak hanya melibatkan faktor Individu melainkan juga melibatkan faktor eksternal seperti masyarakat dan pemerintah. Karena faktor-faktor ini saling terkoneksi satu dengan yang lain. Saat pendataan warga contohnya, lingkungan (dalam hal ini perangkat desa) akan mencatat jumlah warga yang termasuk di bawah garis kemiskinan dan akan melampirkan data kepada pemerintah. Sehingga nantinya pemberian bantuan akan efektif.
Pemberian bantuan pun menurut penulis sangatlah cerdas, karena apabila dihitung misalnya pemberian bantuan sejumlah Rp. 500.000 misalnya akan membantu memperbaiki kualitas gizi masyarakat. Sehingga secara tidak langsung masyarakat akan sehat, dampaknya masyarakat akan jarang sakit, kalau jatuh sakit masyarakat akan berobat menggunakan jaminan kesehatan di mana itu menjadi tanggungan pemerintah. Bila dihitung biaya pengobatan mungkin bisa mencapai Rp. 1.000.000 lebih. Dari sini terlihat bahwa dengan memberikan bantuan dapat menurunkan beban tanggungan pemerintah sebanyak Rp.500.000. Belum lagi dengan pemberian bantuan ini secara tidak langsung juga akan menurunkan tingkat kejahatan seperti mencuri besi rel, sekrup jembatan dan juga barang milik masyarakat yang tentunya akan memberikan kerugian yang lebih besar lagi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari artikel ini penulis menyimpulkan bahwa peran zakat dalam pengentasan kemiskinan sangatlah penting. Tetapi sangat disayangkan zakat masih dikenal sebagai ibadah yang ditunaikan setahun sekali (zakat fitrah). Apabila peran zakat sudah dapat teroptimalkan maka tentu akan memudahkan bahkan meringankan beban pemerintah tentang masalah kemiskinan warganya.
Selain membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia, zakat juga berfungsi sebagai pengasah kepekaan masyarakat dengan lingkungan. Dengan berzakat tentunya masyarakat akan semakin tahu bahwa pentingnya lingkungan bagi kehidupan. Tentu karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial sehingga tidak mungkin bisa hidup seorang diri.
B. Saran
Seperti yang telah penulis tuliskan, peran zakat perlu lebih dioptimalkan kembali oleh pemerintah mengingat dampaknya yang bisa membantu pemerintah sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Qadir, Abdurrachman. 1998. Zakat Dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Qardhawi, Yusuf. 1993. Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW. Bandung: Karisma
Qardhawi, Yusuf. 1993. Hukum Zakat Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadis. Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa Bogor Baru
Wargadinata, Wildana. 2011. Islam & Pengentasan Kemiskinan. Malang: UIN-Maliki Press
yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-32690266253771728032015-11-24T20:50:00.002-08:002015-11-24T20:50:18.948-08:00Pengantar Studi IslamRINGKASAN PENGANTAR STUDI ISLAM
1. Pandangan Islam Terhadap Iptek
Secara hukum seperti yang telah diterangkan dalam hadis Rasulullah bahwa menuntut ilmu itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Begitu juga dalam al-Quran sering disebut kata-kata “berfikir” atau “berfikirlah” dan sebagainya.
Dalam al-Quran dan Hadis sendiri terdapat banyak ayat-ayat yang menerangkan tentang hubungan antara ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan serta pemanfaatannya yang kita sebut sebagai iptek. Hubungan tersebut dapat berbentuk semacam perintah yang mewajibkan, menyuruh mempelajari, pertanyaan-pertanyaan, bahkan ada yang berbentuk sindiran-sindiran dan sebagainya. Semua itu menggambarkan betapa antara Islam dan Iptek sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan . Contoh Ayat tentang mencari ilmu pada al-Quran dan Hadis antara lain :
Al Mujadalah ayat 11
يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا إِذا قيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَ إِذا قيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَ الَّذينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجاتٍ وَ اللَّهُ بِما تَعْمَلُونَ خَبيرٌ
11. Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu berlapang-lapanglah pada majlis-majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan melapangkan bagi kamu. Dan jika dikatakan kepada kamu ; Berdirilah ! ", maka berdirilah Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang~rang yang diberi ilmu beberapa derajat ; Dan Allah dengan apapun yang kamu kerjakan adalah Maha Mengetahui.
Yunus ayat 101
قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚوَمَا تُغْنِي الْآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَا يُؤْمِنُونَ
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfa`at tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
“Mencari ilmu wajib bagi setiap muslim”
أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى الَّلحْدِ
“Mecari ilmu dari buaian sampai ke liang lahat”
2. Akhlakul Karimah sebagai Landasan Iptek
Semua teknologi apapun jenisnya memiliki sisi yang saling bertentangan dan bertolak belakang. Di satu sisi bisa digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia, tetapi di sisi lain juga bisa digunakan untuk merusak alam. Semakin mutakhir suatu teknologi semakin banyak manfaat yang dapat diambil darinya, tetapi madharatnya juga dapat lebih banyak. Oleh karena itu agar perkembangan teknologi tidak salah penggunaanya dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesejahteraan umat manusia, maka Iptek harus dikawal oleh akhlakul karimah.
Artinya orang-orang yang mengembangkan, menciptakan dan yeeng menggunakan teknologi harus memiliki landasan akhlakul karimah yang kuat agar teknologi yang diciptakannya berorientasi untuk membangun peradaban yang manusiawi, sehingga teknologi tidak digunakan untuk hal-hal yang destruktif (menghancurkan / merusak) .
“Ar Rum ayat 41”
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
“Hud ayat 61”
وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الأرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ
Dan kepada Tsamud saudara mereka Shalih. Shalih berkata:”Hai kaumku, sembahlah Allah. Sekali-kali tidak ada bagi kamu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu memakmurkannya, karena itu mohonlah ampunan-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat lagi Maha Mengetahui.
3. Peranan muslim dalam kemajuan Iptek
Banyak tokoh dan Ilmuwan muslim yang ikut berperan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mengajukan berbagai penemuan dalam berbagai disiplin ilmu. Contoh nama-nama seperti Ibnu Hayyan, al-Khawarismi, al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina dan lain-lainnya banyak menghasilkan buku dan berbagai terbitan ilmiah lainnya.
Dari abad ke 6 sampai 14 umat Islam memiliki peran yang sangat menonjol dalam pengembangan Iptek. Namun karena adanya banyak krisis maupun perbedaan faham antara satu dengan yang lain membuat peranan umat Islam menurun drastis. Sementara itu, orang-orang barat berdatangan ke universitas-universitas Islam yang berada di Cordoba dan Toledo untuk belajar dan menterjemahkan buku-buku karya tokoh dan ilmuwan muslim.
Contohnya seperti Gerard de Carmona telah menyalin sekitar 90 karya ilmuwan muslim ke dalam bahasa Latin. Sejarahpun perlahan-lahan berbalik. Berbagai penemuan ilmiah dan hukum yang tadinya banyak ditemukan oleh Ilmuwan Muslim, sekarang dilanjutkan dan banyak ditemukan oleh orang barat
Dalam al-Quran juga telah disebutkan berbagai kemajuan teknologi jauh sebelum teknologi yang di maksud itu ada, seperti ayat di bawah ini :
“Ar Rahman ayat 33”
يَامَعْشَرَالْجِنِّ وَالاْنسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَن تَنفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالاْرْضِ فَانفُذُوا لاْتَنفُذُونَ الاْ بِسُلْطَانٍ
Hai jama`ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan
“Al Anbiya ayat 80-81”
وَعَلَّمْنَاهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِنْ بَأْسِكُمْ ۖفَهَلْ أَنْتُمْ شَاكِرُونَ
Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).
وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ عَاصِفَةً تَجْرِي بِأَمْرِهِ إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا ۚوَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عَالِمِينَ
Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.
4. Iptek dan kaitannya dengan Islam
Seperti yang telah kita yakini bahwa sumber kebenaran ilmiah yang pertama yaitu al-Quran, dan yang kedua adalah as-Sunnah, dan ada satu lagi sumber yang perlu kita ketahui yaitu alam semesta. Ketiga sumber ini bersifat komplementer atau saling melengkapi dan saling menguatkan satu sama lain. Tiga sumber ini berarti pula sebagai sumber informasi ilmu dan hukum yang lengkap dan benar.
“Al Isra’ ayat 88”
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
“Al Isra’ ayat 105”
وَبِالْحَقِّ أَنْزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ ۗوَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا
Dan Kami turunkan (Al Qur'an itu dengan sebenar-benarnya dan Al Qur'an itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.
“Fathir ayat 24”
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا ۚوَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ
Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.
5. Islam dan Iptek kebumian
Bumi adalah planet yang berada dalam lingkungan matahari (Solar System) yang paling mendukung adanya kehidupan makhluk hidup. Bumi berbentuk bulat, berputar pada sumbunya (rotasi) ke arah Timur. Selain berotasi bumi juga berevolusi mengelilingi matahari, sekaligus dikelilingi satelitnya yaitu bulan . Seperti yang di terangkan pada ayat di bawah ini :
“Luqman ayat 29”
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَأَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Sekitar 300 juta tahun yang lalu muncul daratan yang amat luas yang oleh para ilmuwan dinamakan pangea. 150 juta tahun kemudian benua yang besar ini (pangea) membelah diri menjadi Gondwana yang meliputi Antartika, Australia, Afrika, India dan Amerika Selatan dan Laurasia yang meliputi Asia, Eropa dan Amerika Utara. Dan 100 tahun kemuadia Gondwana dan Laurasia membelah diri lagi menjadi bagian-bagian seperti di atas . Dan al-Quran hal sudah di terangkan seperti ayat di bawah ini :
“An Naml ayat 88”
Dalam al-Quran Allah telah menjelaskan bahwa bumi atau planet kita ini terbentuk dalam enam hari/masa/periode seperti yang telah diterangkan dalam ayat di bawah ini :
“Fushsilat ayat 9-10”
6. Islam dan iptek kelautan
Planet bumi yan kita huni, diperkirakan lebih dari 70,8% terdiri dari air, berarti dari luasnya muka bumi 510 juta km2 maka jumlah air di muka bumi ini secara keseluruhan mencapai 361 juta km2 . Dahulu air yang bisa digunakan hanya terbatas kepada air tawar saja namun kini di Kuwait dan Arab Saudi telah dikembangkan teknologi Destilasi yang bertujuan agar air laut itu bisa digunakan untuk menumbuhkan air di padang pasir.
Ummat Islam pada masa lalu mungkin sudah maju dalam memanfaatkan SDA kelautan ini, mungkin pula para pemikir Islam zaman dahulu telah menemukan Iptek kealutan yang cukup canggih namun sayangnya, mungkin mereka tidak menuliskan ilmu atau penemuannya itu. Sehingga generasi selanjutnya tidak mencapai kemajuan yang berarti .
Laut seperti kita ketahui memiliki banyak manfaat mulai dari sebagai sarana transportasi, sebagai pemenuh kebutuhan bahkan dapat digunakan sebagai sarana pertahanan. Semua hal ini telah termaktub dalam al-Quran seperti ayat di bawah ini :
“al-Baqoroh ayat 164”
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
“ar-Rahman ayat 19 & 22
بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لا يَبْغِيَانِ
Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu
يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَالْمَرْجَانُ
Dari keduanya keluar mutiara dan marjan
“Thaha ayat 77”
وَلَقَدْ أَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لا تَخَافُ دَرَكًا وَلا تَخْشَى –
Dan sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, "Pergilah bersama hamba-hamba-Ku (bani Israil) pada malam hari, dan pukullah (buatlah) untuk mereka jalan yang kering di laut itu[2], (engkau) tidak perlu takut akan tersusul dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam).
7. Islam dan Iptek kedirgantaraan
Sekarang ini orang sudah tidak lagi berpergian dari satu kota ke kota lain atau dari satu negara ke negara lain melainkan berpergian dari bumi ke angkasa . Contohnya saat manusia dapat menjejakkan kaki untuk pertama kalinya di bulan. Hal ini sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu di al-Quran jauh sebelum di adakannya penelitian antariksa. Seperti dalam ayat di bawah ini :
“Ar-Rahman ayat 33”
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالإنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ فَانْفُذُوا لا تَنْفُذُونَ إِلا بِسُلْطَانٍ
Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan
Tentang benda langit yang selalu bergerak akan membawa pada teori jagat raya yang berkembang (expand universe), dimana diketahui bahwa jagat raya ini berisi bermilyar-milyar galaksi. Orang telah menemukan angka 100 milyar galaksi, dan masing-masing berisi 100 milyar bintang dan ternyata bila diamati dengan teleskop yang palimng mutakhir galaksi-galaksi tersebut bergerak saling menjauhi satu sama lain dengan kecepatan yang tinggi . Hal ini juga termaktub dalam al-Quran seperti dalam ayat di bawah ini :
“Ad Zariyat ayat 47”
وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.
Adanya perkembangan Iptek seperti sekarang ini tentu akan sangat bermanfaat juga bagi umat muslim, karena dapat mempermudah untuk melihat (Merukyah) dan atau menghitung (menghisab) suatu objek dengan lebih tepat. Contoh konkret dari hal ini adalah teknologi remote sensing. Dengan teknologi remote sensing ini orang akan dengan mudah mengetahuinya, walaupun di daerah yang sangat jauh, yang sangat sulit dijamah manusia dapat diketahui jenis sumber daya alam, dimana lokasinya, dan berapa jumlahnya .
yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-4655650056678649532015-11-24T20:47:00.002-08:002015-12-15T20:21:29.793-08:00RINGKASAN QURAN DAN HADIS<br />
A. Hadis pada masa Rasulullah saw<br />
Seperti kita telah ketahui hadis adalah segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad saw, baik berupa perkataan, perilsaya, persetujuan beliau akan tindakan sahabat , atau definisi dan karakternya<br />
Pada masa Rasulullah saw ini perkembangan hadis berlangsung secara alamiah atau dengan kata yang lebih sederhana penyampaian hadis terjadi di mana dan kapan saja tergantung keberadaan Rasulullah saw. Baik itu di jalan, di masjid, bahkan di tempat tidur . Karena asal dari hadis ataupun sunnah itu dari seluruh gerak-gerak, tindak-tanduk, tutur kata, dan segala aktivitas Rasulullah saw .<br />
Karena berbagai alasan, Hadis pada masa Rasulullah saw belum dilakukan penulisan atau kodifikasi secara resmi. Salah satu alasannya adalah bahwa ia masih dalam proses pembentukan dan pertumbuhan yang berlangsung hingga Rasulullah wafat. Perhatian penuh yang di berikan Rasulullah saw dan para sahabatnya terhadap Al-Quran dengan menghafal dan menulisnya juga menjadi alasan, tetapi yang paling berpengaruh adalah adnya larangan dari Nabi Muhammad saw kepada para sahabat untuk melakukan kegiatan tulis-menulis selain Al-Quran, seperti yang termuat dalam hadis di bawah ini :<br />
“Janganlah kamu sekalian menulis (apa yang kalian dengar) dariku selain al-Quran. Dan barangsiapa yang telah menulis selain al-Quran maka hendaklah ia menghapusnya! Ceritakan (apa yang kalian dengar) dariku itu dan tidak apa-apa. Dan barangsiapa membuat kedustaan atas nama saya dengan sengaja maka hendaklah ia bersiap-siap menempati tempat duduknya dari api neraka”. (HR. Muslim, al-Darimi & Ahmad Imam Ahmad, dari sahabat Abu Sa`id al-Khudri).<br />
Secara implisit Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah saw merasa khawatir, jika Hadis boleh ditulis maka perhatian sahabat terhadap al-Quran berkurang dan catatan-catatan Hadis akan bercampur dengan catatan-catatn al-Quran, sehingga beliau melarang para sahabat menulis Hadis.<br />
Meskipun demikian, bukan berarti Hadis tidak ditulis sama sekali. Di antara para sahabat ada beberapa orang yang mempunyai lembaran-lembaran (shahifah) catatan Hadis. Misalnya Abdullah ibn Amr ibn Ash, memiliki lembaran-lembaran catatan Hadis yang dikenal dengan nama al-Shahifah al-Shadiqah. Dinamakan demikian karena ia menulis Hadis secara langsung dari Rasulullah saw sendiri, sehingga dipandang sebagai “riwayat yang paling benar”. Hal ini tidak berarti melanggar perintah Rasulullah saw. Karena pada riwayat yang lain menyatakan tentang ijin, bahkan perintah, dari Rsulullah saw untuk menulis Hadis. Seperti yang tercantum dalam Hadis di bawah ini :<br />
“ Tulislah (apa yang kamu dengar dariku, karena demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-NYA, tidak ada yang keluar dari mulutku kecuali kebenaran”. (HR. Abu Dawud, al-Darimi, & Ahmad Imam Ahmad)<br />
Sehubungan dengan adanya dua hadis di atas, ada dua pendapat yang dikemukakkan oleh ulama. Antara lain :<br />
Pertama, Riwayat yang melarang penulisan Hadis dinaskah (dihapus) oleh riwayat yang mengijinkannya. Pelarangan dimaksudkan untuk menjaga kemurnian al-Quran agar ayat-ayatnya tidak bercampur dengan selainnya. Oleh karena itu, ketika kekhawatiran tersebut telah hilang, karena para sahabat sudah dapat membedakan antara ayat-ayat al-Quran dan yang bukan, maka kemudian Rasulullah saw mengijinkan mereka menulis hadis.<br />
Kedua, Pelarangan penulisan Hadis ditujukan kepada mereka yang dikhawatirkan akan mencampur adukkan Hadis dan al-Quran, sedangkan ijin diberikan kepada mereka yang tidak dikhawatirkan mencampur adukkan keduanya, seperti Abdullah ibn Amr ibn Ash . <br />
B. Hadis pada masa sahabat<br />
Jumlah sahabat yang menulis Hadis tersebut jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah para ahli di bidang ini pada masa-masa berikutnya. Hal ini karena mereka lebih banyak menghafal Hadis daripada menulisnya.<br />
Sahabat Rasulullah khususnya khulafaur rasyidin banyak yang menerima ataupun menulis Hadis. Kita mulai dengan Abu Bakar Al-Shiddiq. Beliau menyuruh Aisyah untuk membawakan Hadis yang telah ia kumpulkan sebanyak 500 buah kemudian beliau membakar Hadis-hadis tersebut. Ini disebabkan karena beliau resah dan takut apabila menyebarkan Hadis sedangkan Hadis itu tidak benar.<br />
Sahabat Rasulullah selanjutnya adalah Umar bin Khattab. Setiap beliau mendapatkan Hadis dari sahabat Rasulullah yang lain maka ia akan mencocokkan Hadis yang ada itu dengan yang didapatkan oleh sahabat yang lainnya. Beliau juga memerintahkan untuk tidak menyebarluaskan Hadis di masyarakat karena dikhawatirkan akan mengganggu konsentrasi masyarakat dalam memahami al-Quran.<br />
Selanjutnya adalah Utsman bin Affan. Pada masa Utsman masalah Hadis tidak ditindak setegas pada masa dua khalifah sebelumnya. Utsman juga tidak meriwayatkan banyak Hadis sebanyak khalifah yang lain yaitu sebanyak kurang lebih empat puluh Hadis.<br />
Kemudian yang terakhir adalah Ali bin Abi Thalib. Ali setiap menerima Hadis dari sahabat yang lain tidak begitu saja menerima karena sebelum menerima Hadis Ali selalu meminta sahabat yang membawa Hadis untuk bersumpah akan kebenaran dari Hadis itu. Ali juga banyak meriwayatkan Hadis yaitu kurang lebih sebanyak 780 Hadis.<br />
Selain para Khulafaur Rasyidin ada tujuh sahabat yang dikenal sebagai al-Mukassirun yang meriwayatkan lebih dari 1000 Hadis. Sahabat-sahabat itu antara lain :<br />
1. Abu Hurairah (19-59 H). Menurut Baqi` beliau meriwayatkan 5.374 Hadis. Tetapi menurut penelitian terbaru beliau hanya meriwayatkan sebanyak 1.236 buah Hadis.<br />
2. Abdullah bin Umar (10-74 H). Menurut Baqi` beliau meriwayatkan sebanyak 2.630 buah Hadis.<br />
3. Anas bin Malik (10-93 H). Seorang pelayan Rasulullah saw selama 10 tahun. Ia telah meriwayatkan sebanyak 2.286 buah Hadis<br />
4. Aisyah binti Abu Bakar (58 H). Meriwayatkan sebanyak 2.210 buah Hadis.<br />
5. Abdullah bin Abbas (3 SH-68 H). Meriwayatkan sebanyak 1.660 buah Hadis.<br />
6. Jabir bin Abdullah (16 SH-78 H). Meriwayatkan sebanyak 1.540 buah Hadis.<br />
7. Abu Sa`id al-Khudri (74 H) Meriwayatkan sebanyak 1.170 buah Hadis . <br />
<br />
Pada perkembangannya Hadis dari sahabat ini juga ada yang berkembang menjadi Sunnah sahabat karena di sebabkan oleh berbeagai hal. Sunnah sahabat sendiri ada tiga yaitu: <br />
1. Yang diduga Sunnah Nabi Muhammad saw dan diketahui sahabat tetapi riwayatnya tidak sampai kepada kita<br />
2. Ijtihad yang disepakati para sahabat<br />
3. Sunnah yang berasal dari para khalifah<br />
<br />
Sunnah sahabat itu juga memiliki kondisi. Contohnya Sunnah sahabat yang menggantikan sunnah Nabi Muhammad saw dan juga Sunnah sahabat yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah saw. Yang merupakan contoh Sunnah sahabat yang termasuk dalam konteks ini adalah salat sunnah tarawih dalam jamaah. Karena pada Masa Rasullah saw sholat tarawih dilakukan secara sendiri dan berlangsung hingga salah satu sahabat yaitu Umar bin Khattab kemudian mengatur salat tarawih dan menetapkan untuk pertama kalinya salat tarawih dalam keadaan berjamaah.<br />
Kemudian yang merupakan contoh Sunnah sahabat yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah adalah Haji tamattu dan yang kedua adalah periwayatan Hadis. Haji Tamattu adalah haji yang melaksanakan ibadah umroh dan haji di bulan haji yang sama dengan mendahulukan ibadah umroh. Berikutnya tentang periwayatan Hadis. Pada masa Rasulullah saw periwayatan Hadis dilarang karena dianggap akan mencampuri al-Quran sedangkan pada masa sahabat penulisan Hadis seperti diharuskan / mendesak karena timbul banyak orang yang meriwayatkan Hadis-hadis palsu . <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
C. Kedudukan Sunnah dalam Syariah<br />
Seperti kita bahas di atas bahwa Sunnah itu bersumber dari segala sesuatu dalam kehidupan Rasullah saw. Dan apabila kita membicarakan tentang kedudukan Sunnah dalam Syariah maka kita secara tidak langsung juga membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan penyimpangan, hukuman atau sanksi dan lainnya. Dalam Islam Sunnah merupakan sumber hukum kedua setelah al-Quran. Oleh karena itu kedudukan Sunnah sangat krusial.<br />
Setelah kita tahu kedudukan Sunnah dalam syariah maka sekarang kita akan membahas penerapan Sunnah sebagai sumber hukum dalam prakteknya. Antara lain :<br />
<br />
1. Zina<br />
a. Pengertian zina <br />
Dalam membahas hal tentang zina ini para ulama memiliki beragam pengertian tentang apa yang dimaksud dengan zina ini antara lain :<br />
i. Menurut Malikiyah, Zina adalah persetubuhan yang dilakukan oleh orang mukalaf terhadap farji manusia (wanita) yang bukan miliknya secara disepakati dengan kesengajaan<br />
ii. Menurut Hanafiyah, Zina adalah persetubuhan yang haram dalam qubul (kemaluan) seorang perempuan yang masih hidup dalam keadaan ikhtiar (tanpa paksaan) di dalam negeri yang adil yang dilakukan oleh orang-orang kepadanya berlaku hukum Islam, dan wanita tersebut bukan miliknya dan tidak ada subhat dalam miliknya<br />
iii. Menurut Syafi’iyah, Zina adalah memasukkan Zakar ke dalam farji yang diharamkan karena zatnya tanpa ada subhat dan menurut tabiatnya menimbulkan syahwat<br />
iv. Menurut Hanabilah, Zina adalah melakukan perbuatan keji (persetubuhan), baik terhadap qubul (farji) maupun dubur .<br />
<br />
b. Macam zina<br />
<br />
i. Pezina Muhshan, adalah zina yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang sudah berkeluarga (bersuami/beristri).<br />
ii. Pezina Ghairu Muhshan, adalah zina yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang sudah belum berkeluarga (bersuami/beristri) .<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
c. Hukuman kepada pezina <br />
<br />
Pezina Ghairu Muhshan<br />
a. Hukuman Dera, Apabila jejaka dan gadis melakukan perbuatan zina, mereka dikenai hukuman dera seratus kali. Hal ini sesuai dengan Hadis Rasulullah saw “ Ambillah dari diriku, ambillah dari diriku, sesungguhnya Allah telah memberikan jalan keluar bagi mereka (pezina). Jejaka dengan gadis hukumannya dera seratus kali dan pengasingan selama satu tahun. Sedangkan duda dan janda hukumannya dera seratus kali dan rajam” (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi).<br />
b. Hukuman pengasingan, hukuman yang kedua bagi pezina ghairu muhshan adalah pengasingan selama satu tahun. Sesuai Hadis Rasulullah saw “....Jejaka dengan gadis hukumannya dera seratus kali dan pengasingan selama satu tahun....”<br />
Pezina Muhshan<br />
a) Hukuman Dera seratus kali<br />
b) Hukuman Rajam , Hal ini sesuai hadis Rsulullah seperti pada keterangan pada Hadis Rasulullah “....Lalu pergilah Unais ke tempat istri laki-laki itu, dan dia mengakui perbuatannya. Lalu Rasulullah saw memerintahkannya supaya wanita itu dirajam” (HR. Al-Jamaah selain Bukhari dan Nasai).<br />
<br />
Hukuman atas pezina dapat dilaksanakan apabila terdapat salah satu ciri dari tiga bukti berikut, antara lain :<br />
a) Pengakuan pihak yang berzina itu sendiri<br />
b) Kehamilan wanita di luar nikah<br />
c) Kesaksian empat orang saksi <br />
Selain zina, ada juga perbuatan terlarang yang dibenci oleh Allah set, antara lain :<br />
i. Larangan bersetubuh dengan binatang, hal ini sesuai hadis Rasulullah “Barangsiapa yang menyetubuhi binatang, maka bunhlah dia, dan bunuhlah binatang itu” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi)<br />
ii. Larangan homoseksual, sesuai dengan hadis Rasulullah saw “Barangsiapa yang kamu jumpai mengerjakan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah pelaku dan pasangannya” (HR. Al-Khamsah selain An-Nasai)<br />
iii. Larangan Lesbian, sesuai hadis Rasulullah saw “Tidak boleh memandang aurat sesama prianya dan tidak boleh wanita memandang seasama wanitanya, tidak boleh pria bergabung dengan sesama laki-laki dalam satu kain, dan tidak boleh wanita bergabung dengan sesama wanita dalam satu kain” (HR. Abu Dawud) <br />
<br />
<br />
<br />
2. Minum Khmer<br />
a. Pengertian<br />
Islam melarang khamar (minuman keras) secara berangsur-angsur karena pada saat itu minuman keras sudah menjadi kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan . Sedangkan khmar itu adalah segala sesuatu yang memabukkan baik itu dikonsumsi sedikit maupun banyak . Hal ini sesuai hadis Rasulullah saw yang termaktub dalam kitab Al-Lu’luah wal Marjan “Apa saja yang banyak memabukkan maka yang sedikitpun haram”.<br />
<br />
b. Hukuman<br />
i. Hukuman di dunia dicambuk dan dibunuh. Dasarnya hadis-hadis berikut ini: “Nabi Muhammad saw mendera (peminum) khamar dengan pelepah kurma, dan sandal (sepatu). Dan Abu Bakar RA menderanya empat puluh kali”( Al-Lu’luah wal Marjan no. 1108)<br />
ii. Hukuman di akhirat, Seperti hadis berikut ini : “Ada tiga macam orang yang Allah tidak akan memandang kepadanya pada hari kiamat kelak. Yaitu anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, orang yang suka minum khmar, dan orang yang membicarakan kembali pemberiannya kepada orang (HR Ibnu Wahab) <br />
c. Pembuktian <br />
a) Dengan saksi, Jumlah minimal saksi yang diperlukan untuk membuktikan jarimah minum khmar adalah dua orang yang memenuhi syarat-syarat persaksian.<br />
b) Dengan pengakuan, Jarimah minum khamar dapat dibuktikan dengan adnya pengakuan pelaku. Pengakuan ini cukup satu kali dan tidak perlu diulang-ulang sampai empat kali.<br />
c) Dengan Qarinah (tanda), Jarimah minuman khmar juga bisa dibuktikan dengan qarinah atau tanda. Qarinah itu antara lain: Bau minuman, mabuk, dan muntah <br />
Adapun syarat-syarat saksi adalah sebagai berikut:<br />
a) Baligh (Dewasa)<br />
b) Berakal<br />
c) Kuat Ingatan<br />
d) Dapat Berbicara<br />
e) Dapat Melihat<br />
f) Adil<br />
g) Islam <br />
h) Tidak ada penghalang persaksian <br />
3. Pencurian<br />
a. Pengertian<br />
Menurut Abdul Qadir Audah pengertian pencurian ada dua yaitu pencurian ringan dan pencurian berat. Menurut beliau pencurian ringan adalah mengambil harta milik orang lain dengan cara diam-diam, yaitu dengan jalan sembunyi-sembunyi. Sedangkan pencurian berat memiliki pengertian mengambil harta milik orang lain dengan cara kekerasan .<br />
<br />
b. Unsur Pencurian<br />
Pencurian secara umum dikelompokkan menjadi empat tipe atau golongan, antara lain :<br />
i. Pengambilan secara diam-diam, Pengambilan secara diam-diam terjadi apabila pemilik (korban) tidak mengetahui terjadinya pengambilan barang tersebut dan ia tidak merelakannya. Contoh : Mengambil barang orang lain saat malam hari saat pemilik sedang terlelap tidur<br />
ii. Barang yang diambil , Salah satu unsur penting untuk dikenakannya hukuman potong tangan adalah bahwa barang yang dicuri itu harus barang yang bernilai mal (harta). Contoh: Mencuri kambing<br />
iii. Harta tersebut milik orang lain, Untuk terwujudnya tindak pidana pencurian yang pelakunya dapat dikenai hukuman had, disyaratkan barang yang dicuri itu merupakan hak milik orang lain. Contoh : mencuri harta milik tetangganya<br />
iv. Adanya niat yang melawan hukum, Unsur ini terpenuhi apabila pelaku pencurian mengambil suatu barang padahal ia tahu bahwa barang tersebut bukan miliknya, dan karenanya haram untuk diambil .<br />
<br />
c. Hukuman pencurian<br />
i. Penggantian Kerugian, Menurut imam Abu Hanifah penggantian kerugian dapat dikenakan terhadap pencuri apabila ia tidak dikenai hukuman potong tangan. Menurut Imam Syafi’i dan Imam Ahmad hukuman potong tangan dan penggantian kerugian dapat dilaksanakan bersama-sama. Sedangkan menurut Imam Malik apabila barang yang dicuri sudah tidak ada dan pencuri adalah orang yang mampu maka ia diwajibkan untuk mengganti kerugian sesuai dengan nilai barang yang dicuri, di samping ia dikenai hukuman potong tangan .<br />
ii. Potong Tangan, Hukuman potong tangan ini sesuai Hadis Rasulullah “Dipotong tangan pencuri dalam pencurian seperempat dirham” (Al Lu’lu’ Wal Marjan no. 1097). “Potonglah tangan pencuri dalam pencurian seperempat dinar, dan janganlah kamu memotong tangan dalam pencurian yang kurang dari itu, dan sepermpat dinar pada waktu itu tiga dirham, sedangkan sedinar adalah dua belas dirham” (HR. Ahmad) <br />
<br />
<br />
Namun sebelum hukuman dilaksanakan ada syarat-syarat tertentu yang harus dicapai agar seseorang itu dapat atau memang pantas dijatuhi hukuman potong tangan. Antara lain :<br />
i. Barang yang dicuri harus Mal Mutaqawwim, Pencurian baru dikenai hukuman had apabila barang yang dicuri itu barang yang mutaqawwim, yaitu barang yang dianggap bernilai menurut syara’.<br />
ii. Barang tersebut harus barang yang bergerak, Untuk dikenakannya hukuman had bagi pencuri maka disyaratkan barang yang dicuri harus barang atau benda bergerak. Suatu benda dianggap bergerak apabila benda tersebut bisa dipindahkan daari satu tempat ke tempat lainnya.<br />
iii. Barang tersebut tersimpan di tempat simpanannya, Menurut jumhur fukaha salah satu syarat untuk dikenakannya hukuman had bagi pencuri adalah bahawa barang yang dicuri harus tersimpan di tempat simpanannya. Sedangkan menurut Zahiriyyah dan kelompok ahli hadis tetap memberlakukan hukum had, walaupun pencurian bukan dari tempat simpanannya apabila barang yang dicuri mencapai nishab pencurian. Seperti Hadis Rasulullah saw ”Tidak ada hukuman potong tangan dalam pencurian buah-buahan dan kurma” (HR. Ahmad dan empat ahli hadis)<br />
iv. Barang tersebut mencapai nisab pencurian, Tindak pidana pencurian baru dikenakan hukuman bagi pelakunya apabila barang yang dicuri mencapai nishab pencurian. Sesuai dengan hadis Rasulullah saw “Tangan pencuri tidak dipotong kecuali dalam pencurian seperempat dinar ke atas” (HR. Imam Ahmad, Muslim Nasa’i, dan Ibnu Majah). “Tangan pencuri dipotong dalam pencurian seperempat dinar ke atas” (HR. Imam Bukhari) yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-56143058118756510302015-10-08T17:36:00.000-07:002015-10-08T17:37:35.018-07:00LPPM UIN Sunan Kalijaga Meraih Juara 2 pada Penganugerahan Peneliti dan Penelitian Universitas di Yogyakarta<div class="isi" style="font-weight: normal;">
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAsMZsNY4wg48D26pAL7PZ_JUy8SG1vHhkwRbOG6ERLQlm7dJb7fXwEU0iBIi2oYPIHoceQ5TIG-mOG87KfYHAvy2yJUyAzqcsLy4l8Phr3Xpunr2WtLCKYv43_8jKGjkuLopQc6Adl6Y/s1600/uin+SUKA.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAsMZsNY4wg48D26pAL7PZ_JUy8SG1vHhkwRbOG6ERLQlm7dJb7fXwEU0iBIi2oYPIHoceQ5TIG-mOG87KfYHAvy2yJUyAzqcsLy4l8Phr3Xpunr2WtLCKYv43_8jKGjkuLopQc6Adl6Y/s320/uin+SUKA.jpg" width="262" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
LPPM UIN Sunan Kalijaga meraih prestasi
dalam ajang Penganugerahan Peneliti dan Pusat Penelitian Universitas di
Yogyakarta oleh Gubernur DIY<i>.</i> Acara ini diselenggarakan pada
hari Selasa tanggal 29 September 2015 di Kantor Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta. Dalam acara Penganugerahan ini LPPM UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta mendapatkan penghargaan sebagai juara II pada kategori
penelitian Perguruan Tinggi. Sedangkan juara I adalah Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta dan juara III diraih oleh Universitas Islam Negeri.
Dalam penganugerahan ini dari LPPM UIN sunan Kalijaga diterima oleh Dr.
Phil. Al Makin, S.Ag, MA selaku Ketua LPPM UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kompetisi ini bertujuan untuk mendorong
dan memotivasi bagi para peneliti dan dosen yang memiliki kapabilitas,
prestasi dan keinginan untuk peningkatan di bidang penelitian. Kompetisi
ini melibatkan universitas-universitas di lingkungan Daerah Istimewa
Yogyakarta.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam sambutannya Dr. Phil. Al Makin,
S.Ag, MA mengatakan, “Kami berterima kasih yang sebesar-besarnya pada
jajaran para Pimpinan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah
memberikan dukungan penelitian pada peneliti dan dosen serta segenap
civitas akademika dengan harapan agar penghargaan tersebut memacu lebih
memajukan penelitian lebih lanjut,” ungkapnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber: http://uin-suka.ac.id/page/berita/detail/1076/lppm-uin-sunan-kalijaga-meraih-juara-2-pada-penganugerahan-peneliti-dan-penelitian-universitas-di-yogyakarta</div>
</div>
yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-47793333888647943382015-10-08T17:17:00.001-07:002015-10-08T17:17:19.396-07:00Kerajaann Syafawiyyah<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcux9teIaheNPX_AIpwgYPai4hhj5pcllnHb8O86HoUP_5K9G-vDGkzLmIRSYDEUlqfy9_oicvQk4Q0QWusXd_TmKnxrObKEd7GDZ80h6m9RI3lqvW2RLO_bUXjKE4AzGQkXYP2RdTQYs/s1600/iran.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="205" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcux9teIaheNPX_AIpwgYPai4hhj5pcllnHb8O86HoUP_5K9G-vDGkzLmIRSYDEUlqfy9_oicvQk4Q0QWusXd_TmKnxrObKEd7GDZ80h6m9RI3lqvW2RLO_bUXjKE4AzGQkXYP2RdTQYs/s320/iran.gif" width="320" /></a>Gb. Peta kerajaan Syafawiyyah<br />
<br />
1. Muqaddimah<br />
Kerajaan safawiyyah bermula dari dari sebuah tarekat yang bernama sama. Tarekat ini berasal dari Ardabil, Azerbaijan. Jika umumnya suatu tarekat lebih berorientasi Ukhrawi, hal berbeda terjadi dengan tarekat safawiyyah ini. Tarekat safawiyyah secara tiba-tiba berubah menjadi gerakan politik yang sangat berorientasi duniawi.
Faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah adanya keterkaitan dengan ajaran tarekat itu sendiri, terutama hubungan antara pemimpin tarekat dan pengikutnya. Para pengikut ini harus tunduk kepada mursyid (pemimpin tarekat) dan khalifah (wakil mursyid di daerah). Sehingga tak heran bila pengikut tarekat ini kemudian menjadi tentara yang teratur dan fanatik.<br />
2. Asal-usul<br />
a. ) Masa Awal<br />
Kata safawi berasal dari shafi yaitu gelar gelar bagi nenek moyang kerajaan safawiyah yaitu Shafi Ad-Din Al-Ardabily (1252-1334 M). Shafi Ad-Din Al-Ardabily berguru kepada Zahid Taj Ad- Din Ibrahim Zahidi(1216-1301) yang merupakan seorang pemimpin tarekat. Setelah Syekh Zahid meninggal, pada tahun 1301 Al-Ardabily kemudian menjadi ketua tarekat dan lambat laun menjadi tarekat safawiyyah<br />
.
b.) Masa pembentukan<br />
Pembentukan kerajaan safawiyyah juga dilalui dengan sejarah panjang. Pada saaat itu persia dikuasai 2 kerajaan Turki yaitu Kara Koyunlu dan AK Koyunlu. Karena kegiatan politiknya Junaid (pemimpin waktu itu) terpaksa meninggalkan Ardabil dan meminta suaka kepada kerajaan AK Koyunlu.
Meski berbeda aliran tetapi lama kelamaan persahabatan antara 2 kerajaan ini semakin erat dengan dibuktikan perkawinan antara Junaid dan saudara Uzun Hasan dan perkawinan Haidar(putra Junaid) dengan putri Uzun Hasan sendiri.
Selama dalam perlindungan AK Koyunlu, safawiyyah melakukan usaha untuk membangun kekuatan politik. Sayang usaha Junaid berujung tragis, Ia terbunuh oleh penguasa dari Syirwan pada tahun 1460 M. Penerus Junaid yaitu Haidar memberi atribut pasukannya dengan serban merah (Qizilbash) yang membuat semangat pasukannya semakin membara.
Saat AK Koyunlu berhasil mengalahkan Kara Koyunlu, AK Koyunlu berbalik memusuhi safawiyyah. AK Koyunlu mengirimkan tentara kepada Syirwan yang saat itu berperang melawaan safawiyah dan berkhir dengan kematian Haidar.
Pemimpin safawiyyah selanjutnya adalah Ali. Ia ditahan oleh AK Koyunlu tetapi saat mencoba melarikan diri Ali dibunuh oleh pasukan AK Koyunlu. Tonggak kepemimpinan di teruskan oleh adiknya Ismail.
Cara Ismail dalam usaha memenangkan peperangan berbeda dan tergolong cerdik. Ia menjalin hubungan erat dengan pengikutnya sambil mengumpulkan bala tentara. Setelah berhasil mengalahkan pasukan Syirwan, pada tahun 1501 M Ismail berhasil mengalahkan AK Koyunlu. Sehingga pada tahun ini juga Ismail memproklamasikan berdirinya kerajaan Syafawi. Ismail juga menjadi raja pertama kerajaan Syafawiyyah.<br />
3.) Kemajuan dan perkembangan<br />
Kerajaan safawiyyah mengalai puncak kejayaan pada masa pemerintahan raja Abbas I (1588-1628). Syah Abbas I tercatat dalam sejarah manapun mengatasi berbagai macam konflik, baik intern maupun konflik dengan kerajaan di luar safawiyyah. Pada masa Syah Abbas I kerajaan safawiyyah mengalami hal-hal berikut<br />
a.) Wilayah kekuasaan islam yang luas<br />
Meskipun tidak terlalu fokus memperluas wilayah kekuasaaan pada masa ini juga terjadi perluasan wilayah. Dimulai dengan membuat barisan tentara baru yang disebut Ghulam, karena tentara Qizilbash dianggap sudah terlalu kesukuan. Diikuti dengan persenjataan yang modern, akhirnya kerajaan ini bisa menguasai beberapa wilayah rivalnya (kerajaan Uzbek & Usmani).
Di timur Mashad, Herat,Bakh, Marw, dan Astrabad berhasil dikuasai. Di barat Nakhiwan, Erwan, Saad, Makhiwan, Baghdad dan Diyarbarkar. Di selatan pada masa ini Bahrain dapat dikuasai . Di utara Syirwan Georgia hingga Hormuz.<br />
b.) Kemajuan dalam bidang ekonomi<br />
Setelah Vasco da Gama berhasil menemukan jalur laut lewat tanjung harapan sehingga banyak bangsa barat yang berbondong-bondong ke timur untuk mendapatkan yang diinginkan. Safawiyyah telah menguasai Hormuz, dan kemudian membuat kota dagang baru bernama Bandar Syah Abbas di teluk persia.
Tak mengherankan pada masa ini kerajaan Safawiyyah menguasai dan menjadi kunci perdagangan internasional. Komoditas perdagangan pada waktu itu adalah rempah-rempah, olahan logam, tekstil mewah, karpet, keramik-keramik dan sebagainya.<br />
c.) Pembangunan infrastruktur masyarakat<br />
Ibukota Safawiyyah adalah Isfahan. Pada masa ini juga terjadi pembangunan besar-besaran. Pada saat Abbas I meninggal di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 perguruan tinggi, 1.802 buah apartemen dan 273 pemandian umum. Diantaranya ada bangunan terkenal antara lain : masjid I-Syah (1601), masjid I-Syaikh Lutf Allah (1603). Selain itu juga membangun istana yang disebut Chihil Sutun.
Berbeda dengan raja-raja Sasanid dan Akhamenid sebelumnya Abbas I tidak membangun istana megah untuk anak turunnya tetapi membangun beberapa istana di luar Isfahan. Selain itu Abbas I juga membangun makam-makam. Seperti : makam orang suci Syiah, makam Ali Ar-Ridha di Mashad, makam keluarga syafawi di Ardabil, dan makam imam Syiah di Baghdad.<br />
d.) Berkembangnya Filsafat, Ilmu dan Seni<br />
Pada masa ini berkembang dua aliran filsafat. Pertama, aliran filsafat Perifatetik seperti yang dikemukakan Aristoteles dan Al-Farabi. Kedua, filsafat ishraqi yang diabawa oleh Suhrawardi pada abad ke-12 M. Pada zaman ini juga terdapat banyak ilmuwan salah satunya Syekh Bahr Ad-Din Amily ulama terbesar di Isfahan, seorang teolog, penyair, filsuf, dan matematikus ulung yang karyanya Khulasah fi al-Hisab.
Di bidang seni seperti pada bangunan masjid yang anggun dan makam-makam orang suci yang dibangun. Pada hasil industri seperti pada berbagai macsam keramik, permadani dan hiasan dinding yang indah. Sedang pada bidang sastra juga berkembang pesat khususnya di kalangan penyair-penyair sufi.<br />
4.) Faktor pendorong kemajuan<br />
Pertama, karena Syah Abbas saangat cakap dan berwibawa dalam mengatur pemerintahan. Kepribadian Syah Abbas inilah faktor utama yang menopang kemajuan kerajaan Syafawiyyah yang dihasilkannya.
Kedua, karena faktor geografis. Wilayah kerajaan Syafawiyyah memiliki tanah yang subur untuk pertanian dan daerah-daerah yang strategis untuk perdagangan.
Ketiga, karena faktor stabilitas dan keamanan negara. Syah Abbas mampu menjaga kerajaan Syafawiyyah dari serangan luar (Turki Utsmani), dan menjaga stabilitas dalam negeri (toleransi islam).
Keempat, pemerintahan yang kuat dan berwibawa juga mendorong terwujudnya partisipasi rakyat dalam membangun. Syah Abbas berusaha keras membuat pemerintahannya berwibawa di depan rakyatnya.
Kelima, Politik luar negeri yang terbuka, yang dilaksanakan Syah Abbas merupakan faktor yang memungkinkan terwujudnya kemajuan.<br />
5.) Kemunduran<br />
Pertama, adanya sistem pergantian syah yang tidak konsisten. Contohnya Syah Abbas yang membunuh anaknya yang sulung, karena dicurigai mengadakan pemberontakan. Sehingga ia digantikan oleh cucunya Syah Safi Mirza. Yang kelak menjadi pemimpin yang lemah
Kedua, Petualangan para tokoh pemerintahan yang oportunis dari golongan qizilbash, gulam, harem, dan ulama. Contohnya penyerahan urusan kepada ulama Syiah yang sangat fanatik, melakukan banyak kekejaman terhadap rakyat yang beraliran Sunni. Sehingga lama kelamaan timbul perlawanan dari kaum Sunni.
Ketiga, menurunnya loyalitas para pendukung kerajaan kepada kerajaan Syafawiyyah. Contoh loyalitas Qizilbash beralih ke suku masing-masing, begitu pula dengan ghulam yang beralih ke asal-usul mereka yaitu Georgia.
Keempat, kemunduran kerajaan Syafawiyyah juga disebabkan oleh konflik berkepanjangan dengan kerajaan Utsmani dan dekadensi moral (perilaku buruk para pemimpin).
Sementara penyebab langsung kemunduran kerajaan Syafawi adalah penyerbuan bangsa Afghan terhadap ibukota Isfahan pada tahun 1722 sehingga dengan terpaksa Syah Husein menyerahkan mahkota kerajaan kepada Mir Mahmud (pemimpin Afghan).
yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-23829377690239968542015-10-01T17:59:00.002-07:002015-10-01T17:59:08.166-07:00Kegiatan pagi tadi Berniat bangun jam 03.30 untuk santap sahur, tetapi ketika waktunya tiba yang kulakukan hanya mematikan alarm dan kembali terlelap. Tahu-tahu sudah adzan shubuh. kulipat selimut dan kemudian mengambil air wudhu.<br />
Kulanjutkan kegiatan pagi ini dengan sholat shubuh. Usai sholat shubuh kemudian saya membaca novel yang menarik, novel yang membahas tentang filsafat yang berjudul Dunia Sophie. Hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi.<br />
Aku sempat lupa hari ini ada jadwal training ict, sempat terbesit pikiran untuk tidak mandi tetapi kuurungkan. Akupun bergegas mandi kemudian sarapan dan berangkat training ict dengan semangat membara. <br />
<br />yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-70346527917450013692015-08-30T04:43:00.001-07:002015-10-01T17:33:22.834-07:00Ketika Hati BerkataKumulai hariku seperti biasa<br />
Ya, tak ada yang berbeda<br />
Kulihat adik-adik berlarian<br />
Suara burung yang bersahutan<br />
Dan sang surya yang muncul dari peraduan<br />
<br />
Suara bel-pun seakan meronta-ronta<br />
Seakan meminta kepada mereka<br />
Ayolah capai cita-cita mulia<br />
<br />
Tak terasa hari kini telah siang<br />
Seperti biasa kuhabiskan siangku<br />
Bercengkerama, dengan satu dari mereka<br />
Bercerita tentang cinta dan asa<br />
<br />
Setelah sekian lama bercerita<br />
Perlahan kurasakan rasa yang berbeda<br />
Setiap kali mata ini memandangnya<br />
Terasa makin menyesakkan dada<br />
Apakah engkau tahu tuhanku, aku mencintainya<br />
Sungguh kucintainya<br />
<br />
Tahunpun berlalu, begitu cepat<br />
Tanpa pernah sempat kunyatakan perasaanku padanya<br />
Kini ia telah jauh disana<br />
Menggapai mimpi dan merajut asa<br />
<br />
Duhai maha cinta<br />
Sering hati teringat padanya<br />
Manis senyumnya<br />
Gelak tawanya<br />
Masih terngiang-ngiang di hati ini<br />
<br />
Tuhan, engkaulah yang maha tahu<br />
Bila ia tercipta untukku<br />
Sempatkanlah kami bertemu<br />
Dan bila ia bukan untukku<br />
Pilihlahkanlah seseorang yang tepat<br />
Yang dapat membahagiakannya<br />
Sepanjang waktu<br />
Aminn..<br />
<br />
#Special for someone who request this :)yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-50239636703243955542014-08-17T17:13:00.001-07:002014-08-17T17:13:18.739-07:00Cara Membaca Transistor<ul>
<li style="border: none; color: black; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0.25em 0px; text-indent: 0px;">Cara Membaca Kode</li>
<div style="background-color: #e4e4e4; color: black; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 20px; font-weight: bold; line-height: 28px; text-indent: 0px;">
<table border="0" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="background-color: white; color: #4e2800; font-size: 13px; line-height: 18px; width: 536px;"><tbody>
<tr><td colspan="2" style="padding: 3.75pt; width: 738pt;" width="984"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3721802613513520175" name="Transistor_codes:" style="color: #b5653b; text-decoration: none;"></a></td></tr>
<tr><td style="padding: 3.75pt; width: 255px;" width="49%"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3721802613513520175" name="Japanese_Industrial_Standard_(JIS)" style="color: #b5653b; text-decoration: none;"><u><span lang="EN-US" style="color: #a00000; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 15.5pt;">Japanese Industrial Standard (JIS)</span></u></a></div>
</td><td style="padding: 3.75pt; width: 255px;" width="49%"><br /></td></tr>
<tr><td style="padding: 3.75pt; width: 255px;" width="49%"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">SA: PNP HF transistor<br />SB: PNP AF transistor<br />SC: NPN HF transistor<br />SD: NPN AF transistor<br />SE: Diodes<br />SF: Thyristors<br />SG: Gunn devices<br />SH: UJT<br />SJ: P-channel FET/MOSFET<br />SK: N-channel FET/MOSFET<br />SM: Triac<br />SQ: LED<br />SR: Rectifier<br />SS: Signal diodes<br />ST: Avalanche diodes<br />SV: Varicaps<br />SZ: Zener diodes</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">A = low gain<br />B = medium gain<br />C = high gain<br />No suffix = ungrouped (any gain)</span></b></div>
</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="background-color: #e4e4e4; color: black; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 20px; font-weight: bold; line-height: 28px; text-indent: 0px;">
<ul style="line-height: 1.4; list-style: disc; margin: 0.5em 0px; padding: 0px 2.5em;">
<li style="border: none; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0.25em 0px;">Cara Menentukan Kaki</li>
</ul>
<div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;">Transistor memiliki 3 kaki yaitu :</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;" /><span id="fullpost" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS', Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.90625px;"><br />• EMITOR (E)<br />• BASIS (B)<br />• COLECTOR (C)<br /><br /><span style="color: #3333ff;">Jenis transistor ada 2 yaitu :</span><br /><br />1. Transistor PNP (anoda katoda anoda / kaki katoda yang disatukan)<br />2. Transistor NPN (katoda anoda katoda / kaki anoda yang disatukan)<br /><br />Contoh transistor : C 828, FCS 9014, FCS 9013, TIP 32, TIP 31, C5149, C5129, C5804, BU2520DF, BU2507DX, dll<br /><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibMrhyphenhypheniLePVKSuh1VtxUw1g2ooVpCnlFTD2ZKSS2ck1kTmyIgE4nisTT0YRewZOMlXtZa2byyrkdr7YcYSL8Wih3oGmqedmLsX_dICTST5N7XDzH0Xk5p3ygjP2vjgOfG6QpYUJEScb0Y/s1600-h/gambar+transistor.JPG" style="color: #3d81ee; text-decoration: none;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5451754517264686354" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibMrhyphenhypheniLePVKSuh1VtxUw1g2ooVpCnlFTD2ZKSS2ck1kTmyIgE4nisTT0YRewZOMlXtZa2byyrkdr7YcYSL8Wih3oGmqedmLsX_dICTST5N7XDzH0Xk5p3ygjP2vjgOfG6QpYUJEScb0Y/s320/gambar+transistor.JPG" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-left-radius: 0px; border-bottom-right-radius: 0px; border-top-left-radius: 0px; border-top-right-radius: 0px; border: 1px solid rgb(187, 187, 187); box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; cursor: pointer; display: block; height: 270px; margin: 0px auto 10px; padding: 4px; position: relative; text-align: center; width: 397px;" /></a><br /><br />Simbol di rangkaian : "Q", simbol gambarnya dibawah ini :<br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpYcLkYalX-AsLJdLNjGLLfPj5A8QKhUaZkeM6bHIlo9CqwqvDGvgVmscXBnnIA04yzAbqTOvJEcfQeqh3Vp61AdWjcc7xHJ2-BQMpiMhvQXwiuBTWPGyUlQB4fo9XTb9p0mtJhfQkL8Y/s1600/Transistor_PNP_symbol.png" style="color: #3d81ee; text-decoration: none;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5452102427708899522" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpYcLkYalX-AsLJdLNjGLLfPj5A8QKhUaZkeM6bHIlo9CqwqvDGvgVmscXBnnIA04yzAbqTOvJEcfQeqh3Vp61AdWjcc7xHJ2-BQMpiMhvQXwiuBTWPGyUlQB4fo9XTb9p0mtJhfQkL8Y/s320/Transistor_PNP_symbol.png" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-left-radius: 0px; border-bottom-right-radius: 0px; border-top-left-radius: 0px; border-top-right-radius: 0px; border: 1px solid rgb(187, 187, 187); box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; cursor: pointer; display: block; height: 182px; margin: 0px auto 10px; padding: 4px; position: relative; text-align: center; width: 182px;" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJch12pcnpt_-oYXnb4B_uI1IbaOTw6CRaWFrjboXCq_6xkcw73b-lKChPn1JrvlZz9uK_zThTMgUd9RauM2F-ly7d84oAJaWNdwbG9JSinz5ZoxCtgbNehKhuMmnC-JKe-Yh1qq2Uriw/s1600/Transistor_NPN_symbol.png" style="color: #3d81ee; text-decoration: none;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5452102412956337490" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJch12pcnpt_-oYXnb4B_uI1IbaOTw6CRaWFrjboXCq_6xkcw73b-lKChPn1JrvlZz9uK_zThTMgUd9RauM2F-ly7d84oAJaWNdwbG9JSinz5ZoxCtgbNehKhuMmnC-JKe-Yh1qq2Uriw/s320/Transistor_NPN_symbol.png" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-left-radius: 0px; border-bottom-right-radius: 0px; border-top-left-radius: 0px; border-top-right-radius: 0px; border: 1px solid rgb(187, 187, 187); box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; cursor: pointer; display: block; height: 182px; margin: 0px auto 10px; padding: 4px; position: relative; text-align: center; width: 182px;" /></a><span style="color: #3333ff;">Menentukan Kaki Transistor</span><br /><br /><span style="color: #3333ff;">Menentukan Kaki Basis</span><br /><br />Putar batas ukur pada Ohmmeter X10 atau X100.<br />Misalkan kaki transistor kita namakan A, B, dan C.<br />Bila
probe merah / hitam => kaki A dan probe lainnya => 2 kaki lainnya
secara bergantian jarum bergerak semua dan jika dibalik posisi
hubungnya tidak bergerak semua maka itulah kaki BASIS.<br /><br /><span style="color: #3333ff;">Menentukan Kaki Colector NPN</span><br /><br />Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K atau X10K.<br />Bila
probe merah => kaki B dan probe hitam => kaki C. Kemudian kaki A
(basis) dan kaki B dipegang dengan tangan tapi antar kaki jangan sampai
terhubung. Bila jarum bergerak sedikit berarti kaki B itulah kaki
COLECTOR.<br />Jika kaki basis dan colector sudah diketahui berarti kaki satunya adalah emitor.</span></div>
</div>
</ul>
yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-82869081583689370952014-03-17T21:27:00.001-07:002014-03-17T21:27:56.797-07:00CONTOH RANGKAIAN SISTEM MINIMUM<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTK9L_Gg9Jf8zi7ltX-fx7-PFrKfj1eTK65FfbjA0sR7Qm_5-dPYHXeOwYxLldu-EVDvR9reG-j8Eh2pzsa0EnOhPiDZP5KfqcZJ11g6-ISp_ANxpEewCIPHki_fnYVYeEM8hA8QjokhU/s1600/USXntitled.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTK9L_Gg9Jf8zi7ltX-fx7-PFrKfj1eTK65FfbjA0sR7Qm_5-dPYHXeOwYxLldu-EVDvR9reG-j8Eh2pzsa0EnOhPiDZP5KfqcZJ11g6-ISp_ANxpEewCIPHki_fnYVYeEM8hA8QjokhU/s1600/USXntitled.png" height="179" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
Contoh rangkaian sistem minimum buatan ane gan !!!!<br />
yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-25799921442226980652014-02-27T20:19:00.002-08:002014-02-27T20:32:32.393-08:00REGISTRY NAMA BERJALAN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFbE0A30TZRmVwe3hKjw7vYvsEB5zZYPzwO8ePVQu_lsGSKazCU0HGKGm3RUaNNVbbdVzFXZy1_vrp8cFJdFmYBC7JPoB6-rt6V4nMDYfGt5a5kq4ZcFigpHpV1sVqX7UPVjIuQVgOG1Q/s1600/Regisrty+berjalan.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFbE0A30TZRmVwe3hKjw7vYvsEB5zZYPzwO8ePVQu_lsGSKazCU0HGKGm3RUaNNVbbdVzFXZy1_vrp8cFJdFmYBC7JPoB6-rt6V4nMDYfGt5a5kq4ZcFigpHpV1sVqX7UPVjIuQVgOG1Q/s1600/Regisrty+berjalan.png" height="179" width="320" /></a></div>
org 0H<br />
lekas : call mulai<br />
mov r3,#008h<br />
call mulai<br />
mov r3,#004h<br />
call mulai<br />
mov r3,#002h<br />
call mulai<br />
mov r3,#001h<br />
call mulai<br />
mov r3,#080h<br />
call mulai<br />
mov r3,#040h<br />
call mulai<br />
mov r3,#020h<br />
call mulai<br />
mov r3,#010h<br />
jmp lekas<br />
<br />
mulai : mov DPTR,#ANGKA<br />
mov r0,#8<br />
ulang : mov a,r3<br />
rl a<br />
mov p2,a<br />
mov r3,a<br />
clr a<br />
movc a,@a + dptr<br />
mov p0,a<br />
inc DPTR<br />
delay : djnz r1,delay<br />
djnz r0,ulang<br />
djnz r4,mulai<br />
ret<br />
ANGKA : db 0f9h,0a4h,0b0h,099h,092h,082h,0f8h,080h<br />
end<br />
<br />
Langkah-langkah<br />
<br />
1.) copy semua programnya ke program mide<br />
2.) bila tidak ada yang error,keluar dari mide dan buka program isis<br />
3.) double klik pada atmega<br />
4.) pilihlah program tadi dan klik on pada pojok kiri bawah <br />
<br />
NOTE : Ini pakai nama penulisyusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-91763414343854909792014-02-27T16:02:00.003-08:002014-02-27T16:02:42.718-08:00Jalan tak berujung<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Hey kamu sahabatku</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tahukah kamu</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Ku sayangimu</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Hey kamu sayangku</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tahukah kamu</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Ku cintaimu</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Kini kusadari</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Perbedaan antara kita</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tak peduli</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Secepat apapun ku berlari</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Ku tak pernah bisa</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Menggapaimu</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Bridge :</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Karena...Karena....Karena....</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Reff :</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Terlalu jauh</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Sangatlah jauh</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Jalan yang kutempuh </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tuk dapatkanmu</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Sayang</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Kau sahabatku</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Salahkah aku</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tak beri tahumu</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Bahwa aku</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Kini</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Mencintaimu</span></div>
yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-6316916486092562892014-02-27T15:59:00.003-08:002014-02-27T15:59:49.570-08:00Mencintaimu dalam diam<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Embun pagi perlahan berganti</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Jadi teriknya sinar mentari</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Kucoba buka mata ini</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tuk nikmati indahnya dunia</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tapi semua jadi berbeda</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tak lagi sama</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Saat kulihat....lihat kamu</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">REFF :</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Pertama kulihatmu</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Ku langsung jatuh hati</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Ingin ku milikimu</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tapi aku malu</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Kupandang dirimu</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Nikmati manis senyummu</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Perlahan kudekatimu</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tapi selalu kaku</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Dan akhirnya</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Kini....</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Ku hanya bisa</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Mencintaimu dalam diam</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">#My fourth song </span></div>
yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-21558046202232176482014-02-09T16:10:00.001-08:002014-02-09T16:10:56.499-08:00Resep martabak manis aneka taburan<br />
Bahan:<br />
175 g tepung terigu<br />
3 sdt gula pasir<br />
1 sdt ragi instan<br />
1/2 sdt vanili bubuk<br />
1 butir telur<br />
225 ml air<br />
1/4 sdt garam<br />
1/4 sdt soda kue<br />
Bahan olesan:<br />
3 sdm margarin<br />
Bahan taburan:<br />
3 sdt gula pasir<br />
susu kental manis putih<br />
meises coklat<br />
meises warna-warni<br />
keju cheddar parut<br />
kacang tanah sangrai cincang<br />
kismis cincang<br />
aneka selai<br />
<span id="more-3267"></span><br />
Cara membuat:<br />
1. Campur tepung terigu, gula pasir, ragi instan, dan vanili bubuk. Aduk rata, sisihkan.<br />
2. Campur telur dan air, aduk rata.<br />
3. Masukkan campuran tepung, aduk hingga terbentuk adonan yang licin.<br />
4. Tambahkan garam, diamkan selama kurang lebih 1 jam hingga mengembang.<br />
5. Masukkan soda kue, aduk rata.<br />
6. Panaskan cetakan kue lumpur, tuang adonan, tekan bagian tengahnya
dengan sendok sayur agar membentuk pinggiran martabak. Biarkan adonan
mengeluarkan buih dan membentuk rongga, kemudian taburi dengan gula
pasir, masak hingga matang dengan api kecil.<br />
7. Angkat, oles dengan bahan olesan, taburi dengan bahan taburan sesuai selera.<br />
8. Sajikan hangat.yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-56539135171164150632014-02-02T15:58:00.002-08:002014-02-02T15:58:49.152-08:00DeritaSepinya hari-hariku<br />
Tak berteman<br />
Tak dikenal<br />
Tlah lengkapi kisahku<br />
Tapi semua berubah<br />
Saat ku temukanmu<br />
Kawan<br />
<br />
<br />
REFF :<br />
<br />
Ku cintainya<br />
Sayang padanya<br />
Tapi kurelakan dia<br />
Untukumu<br />
Jadi<br />
Jagalah dia<br />
Dengan kasihmu<br />
Hingga akhirnya<br />
Kau bahagia<br />
Bersamanya<br />
<br />
# My third songyusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-65616801826378499752014-01-31T20:02:00.002-08:002014-02-27T20:10:36.051-08:00KembaliBergetar hati ini<br />
Lihat senyummu lagi<br />
Rasa yang dulu pernah mati<br />
Kini dia datang lagi<br />
<br />
REFF :<br />
<br />
Senyummu itu<br />
Tak mau pergi<br />
Slalu hantuiku<br />
Setiap waktu<br />
Kuingin kamu<br />
Temaniku slalu<br />
Membelai mengecupku<br />
Habiskan sisa umurku<br />
Slalu<br />
Disisihmu<br />
<br />
<br />
# THE SECOND SONG yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-61755240252684913422014-01-31T19:55:00.001-08:002014-01-31T19:55:27.166-08:00BimbangSang waktu perlahan berlalu<br />
Meninggalkan kisah indah kita<br />
Kucoba tuk lupakan bayangmu<br />
Tapi dirimu selalu ada di memoriku<br />
Sesalku pernah lewatkanmu<br />
Dirimu yang terbaik di hidupku<br />
<br />
<br />
REFF :<br />
<br />
Mungkin karna sosokmu<br />
Slalu setia temaniku<br />
Tak bisa kulupa<br />
Slalu kudamba<br />
Semua itu karena<br />
Kau telalu<br />
Terlalu manis<br />
Tuk dilupakan<br />
<br />
<br />
# My First Song yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-24676823051783372732013-11-19T18:52:00.002-08:002013-11-19T18:52:45.572-08:00Domain .COM GratisCara daftar domain .com gratis :
<br />
- Buka situs ini : <span style="color: red;">http://goo.gl/lNia0</span><br />
- Masukkan email anda beserta password dan kode captcha yang tampil.
Jangan lupa centang pas bagian “I accept the following: …”. Kalau sudah,
klik Continue ><br />
- Nanti anda akan dibawa ke halaman website intuit. Langsung saja
klik yg nomor 3 (Choose a domain (www.yourname.com) for your website) …<br />
- Silahkan masukkan nama domain yang ingin anda daftarkan. Setelah
itu, cek ketersediaan domain dengan cara klik Check Availability.<br />
- Kalau domain anda masih available, pasti akan keluar “Your domain
is available! Continue to register your domain.”. Tinggal klik Get
Domain.<br />
- Isi form sesuai data anda, setelah itu klik Save & Continue.<br />
- Langkah selanjutnya yaitu dengan tidak mencentang Domain Privacy.
Setelah itu centang pas bagian “I agree ..”. Lalu klik Submit.<br />
- Pada bagian Billing Information ada 2 option.<br />
<blockquote>
Billing Address : isi sesuai dengan alamat anda mendaftar<br />
Billing Information : isi sesuai dengan kartu kredit anda. Bisa juga
dengan kartu debit online atau VCC AVS yg anda gunakan untuk verifikasi
paypal</blockquote>
- Setelah klik Purchase, tinggal nunggu beberapa jam, domain dot com anda akan aktif.<br />
Selamat mencoba domain .com gratis 2013. Semoga bermanfaat. Klo dah 2
bulan, jgn lupa transfer domain ke registrar yg bonafit, seperti
namecheap atau godaddy.yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-31748443742658036462013-11-17T19:33:00.001-08:002013-11-17T19:33:20.133-08:00Cara Buat Link Download Di Blog<div>
- Buka Akun blogger sobat >> Entri Baru >> Pilih mode HTML >> Masukkan Kode dibawah ini :</div>
<blockquote class="tr_bq">
<a href=”<span style="color: red;">Isi Dengan Link Sobat</span>“><imgheight=”<span style="color: lime;">80</span>” src=”<span style="color: blue;">URL Gambar yang kalian inginkan</span>“width=”<span style="color: lime;">200</span>” /></a></blockquote>
<span style="color: red;">Tulisan Merah </span>: Ganti dengan link download kalian<br />
<span style="color: blue;">Tulisan Biru </span>: Ganti dengan URL dengan gambar yang kalian inginkan<br />
<span style="color: lime;">Tulisan Hijau</span> : Itu ukurannya gan :D bisa kalian sesuaikan dengan keinginan masing-masingyusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-85318761846287650672013-11-13T18:04:00.001-08:002013-11-13T18:04:24.983-08:00Modal AuxiliarisModal Auxiliaries adalah kata kerja bantu yang memiliki fungsi membantu kata kerja agar memiliki makna lebih. Yang termasuk dalam modal auxiliaries adalah will, would, can, could, shall, should, may, might, have to, had better, must.<br />Fungsi - fungsi Modal Auxiliaries:<br />1. WILL<br /> Digunakan untuk menyatakan permohonan serta keinginan atau kemauan yg akan dilakukan di masa kini maupun di masa mendatang.<br />Contoh : My mother will give me a new dress for a birthday present.<br /><br />2. WOULD<br /> Bentuk lampau dari will dan di gunakan dalam kalimat ppast tense (lampau). Would di gunakan untuk menyatakan prmohonan serta keinginan. Would bermakna lebih sopan dari will.<br />Contoh: Would you please give me that apple in front of you?<br /><br />3. CAN<br /> Digunakan untuk menyatakan kemampuan dan permohonan atau izin.<br /> Contoh: Can I borrow you new novel?<br /><br />4. COULD<br /> Bentuk lampau dari can. Could digunakan untuk menyatakan kemampuan di masa lalu, dan juga untuk meminta izin atau permohonan.<br />Contoh: When my father was still young boy, he could make many interesting objects from clay.<br /><br />5. SHALL<br /> Digunakan untuk menawarkan sesuatu, menyatakan keinginan atau saran.<br /> Contoh: We shall plan our summer vacation as soon as possible.<br /><br />6. SHOULD<br /> Digunakan untuk menyatakan keharusan.<br /> Contoh: We should go to school now if we don't want to be late.<br /><br />7. MAY<br /> Digunakan untuk menyatakan kemungkinan di masa kini, masa lampau dan juga masa mendatang, mengungkapkan harapan atau meminta izin.<br />Contoh: She may go to her grandmother's house this holiday.<br /><br />8. HAVE TO<br /> Digunakan untuk menyatakan keharusan. Have to dapat di gunakan dalam bentuk past tense, future tense, dan juga present tense. Namun apabila digunakan dalam bentuk negative mempunyai arti yang berbeda.<br />Contoh: I have to finish cleaning the house before my parents gets home.<br /><br />9. MUST<br /> Digunakan untuk menyatakan kewajiban atau keharusan yang tingkatannya lebih mendesak di bandingkan have to.<br />Contoh: Riana must study hard if she want to pass the entrance exam of University.<br /><br />10. HAD BETTER<br /> Digunakan untuk menyatakan sesuatu yang sebaiknya dilakukan.<br /> Contoh: We had better not open this present in front of her.<br />yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-68188494736427582252013-11-13T18:02:00.005-08:002013-11-13T18:02:40.225-08:00Question TagQuestion Tag adalah sebuah pertanyaan yang di tambahkan diakhir sebuah kalimat. Kalimat penegasan/question tag, berupa kalimat penegasan positif dan negatif.<br /><br />Fungsi Question Tag untuk menegaskan/meyakinkan informasi tersebut benar atau untuk mencari persetujuan. <br /><br />Contoh: <br />1. Liana can come, can't she?<br />2. John can't come, can he?<br /><br />* PATTERN*<br />a. Affirmative Sentence + Negative Tag --> Affirmative Answer Expected<br /> Jane is here, isn't she? Yes, she is.<br /> You like tea, don't you? Yes, I do.<br /> They have left, haven't they? Yes, they have.<br /><br />b. Negative Sentence + Affirmative Tag --> Negative Answer Expected<br /> Jane isn't here, is she? No, she isn't.<br /> You don't like tea, do you? No, I don't.<br /> They haven't left, have they? No, they haven't.<br /><br /># Ciri khas dari Question Tag:<br /> 1. Pernyataan positif akan memiliki negative tag.<br /> 2. Pernyataan negatif akan memiliki positive tag.<br /> 3. Subjek kalimat akan berubah menjadi kata ganti.<br /> contoh: Jane berubah menjadi she dann John berubah menjadi he.<br /> 4. Kalimat yang mengandung kata-kata berikut ini bermakna negatif.<br /> ( never, seldom, rarely, barely, hardly)<br /> 5. Kalimat perintah/Imperative sentence memiliki aturan khusus. Question tag-nya menjadi will you atau shall we ( tergantung subjeknya).<br /> Contoh:<br /> Let's go now, shall we?<br /> Give me that knive, will you?<br /> 6. Kata kerja modal pada pernyataan akan diulangi kembali di Question tag-nya.<br /> 7. Untuk " I " yang berdampingan dengan "am" maka Question tag-nya menjadi "are".<br /> Contoh: <br /> Iam a smart student, aren't I? ( Positif)<br /> Iam not crazy, am I? ( Negatif) <br /><br />yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-18567488967642029612013-11-13T18:00:00.003-08:002013-11-13T18:00:41.805-08:00GerundGerund adalah kata kerja yang berakhiran -Ing dan berfungsi sebagai noun (kata benda). Gerund hampir sama dengan present participle, namun yang membedakannya adalah present participle bermakna sedang, sedang gerund lebih merupakan kata benda semata.<br /><br />* Penggunaan Gerunds:<br /> 1. Sebagai Subjek kalimat<br /> Contoh:<br /> a. Reading is Liana's hobby. ( Membaca adalah hobi Liana)<br /> b. Smoking can ruin your health. ( Merokok dapat merusak kesehatanmu)<br /><br /> 2. Sebagai Pelengkap Subjek<br /> Contoh:<br /> a. My hobby is Writing. ( Hobiku menulis)<br /> b. All you can do is playing. ( Yang bisa kau lakukan hanyalah bermain)<br /><br /> 3. Sebagai Pelengkap Objek<br /> Contoh:<br /> a. He likes cooking. ( Dia senang memasak)<br /> b. We will go swimming. ( Kami akan pergi berenang)<br /><br /> 4. Digunakan Setelah Prepositions (kata depan)<br /> Contoh:<br /> a. I look forward to meeting you again. ( Aku berharap dapat bertemu denganmu lagi)<br /> b. I'm interested in learning more about Japanese. ( Aku tertarik mempelajari lebih banyak tentang Jepang)<br /><br /> 5. Digunakan setelah kata kerja tertentu, seperi admit, keep, suggest, tolerate, avoid, remember, consider, stop, regret, enjoy, resist, finish, forget, dll.<br /> Contoh:<br /> a. I enjoy playing Tennis. ( Aku senang bermain Tennis)<br /> b. Mrs. Smith insisted knowing the whole truth. ( Nyonya Smith bersikeras mengetahui semua kebenarannya)<br /><br /> 6. Digunakan Sebagai Kata Keterangan<br /> Contoh: <br /> a. My little brother has a bad habit, biting his nails. ( Adik lelakiku mempunyai kebiasaan jelek, menggigiti kuku-kukunya)<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br /><br />
<br />yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-9645252461721874272013-11-10T19:26:00.000-08:002013-11-10T19:26:11.434-08:00Cara tambah tv online di blogcaranya copykan kode html ini di html :<br />
<br />
<div style="text-align: left;">
<span style="color: red;"><embed align="top" allowfullscreen="true"
allowscriptaccess="sameDomain" bgcolor="#ffffff" devicefont="false"
height="860" menu="true" name="MivoTV"
pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" quality="high"
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4489027571325516937" id="Y3468342S9" style="color: #0059c2; text-decoration: underline;">scale</a>="noscale"
scroll="auto"
src="http://id.imediabiz.com/MivoTV.swf?r=%27%20+%20Math.round%28Math.random%28%29%20*%2099999%29%20+%20%27"
type="application/x-shockwave-flash" width="100%"
wmode="transparent"></embed><span style="font-size:
50%">Widget TV Online <a href="</span><span style="color: red;">http://bloggermahir.blogspot.com/2013/03/tutorial-blog-membuat-tv-online-live-streaming-di-blog.html"
target="_blank" rel="follow">Mivo TV Online</a></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: red;"> </span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: red;"><span style="color: black;">kalau mau lihat bisa di blog ane gan :D </span></span></div>
yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-45984522078823806982013-11-10T19:04:00.000-08:002013-11-10T19:04:04.739-08:00Tv Hitam PutihTelevisi Hitam Putih<br />Danang Dwi D, Deni Ade P, Hilda K, Yunianto Panji N<br />Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,<br />Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang<br /><br /><br />Abstrak<br />Televisi merupakan teknologi yang memanfaatkan komponen audio visual. Gambar yang direkam menggunakan kamera televisi, ditansmisikan melalui media transmisi RF yang diterima oleh televisi penerima dalam bentuk sinyal RF yang kemudian didemodulasi sehingga bisa ditampilkan dalam bentuk obyek bergerak. Pada awal kemunculannya, televisi hanya menampilkan gambar hitam-putih yang disertai suara..Sekarang ini hampir semua pemancar televisi menyiarakan siaran televisi berwarna. Tetapi dalam makalah ini hanya dibahas mengenai sistim penerima televisi hitam putih guna mengetahui<br /> prinsip kerja dan cara kerja setiap bagian-bagian perangkat dari rangkaian penerima televisi hitam putih. <br /><br />I. Pendahuluan<br />1.1 Latar Belakang<br /><br />Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera. Pada sistem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi. Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu.<br /><br /><br />1.2 Tujuan<br /><br />Hal – hal yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah :<br />1. Mengetahui proses dan prinsip kerja televisi hitam putih.<br />2. mengetahui cara kerja bagian – bagian pada televisi hitam putih.<br /><br />1.3 Pembatasan Masalah<br /><br />Pada makalah ini permasalahan dibatasi pada :<br />1. Proses dan prinsip kerja televisi hitam putih.<br />2. Cara kerja setiap bagian pada televisi hitam putih.<br /><br />II. Dasar Teori<br /><br />2.1. Prinsip Kerja Televisi secara umum<br />Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi. Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).<br />Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75 khz melainkan 25 khz.<br /><br />2.2. Saluran dan Standar Pemancar Televisi<br /><br />Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chanel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 MHz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.<br />1. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.<br />2. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.<br />3. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.<br />Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.<br />III.Televisi Hitam Putih<br /><br />3.1. Proses dan Prinsip Kerja <br />3.1.1. TV Hitam Putih (Monochrome)<br />• Isyarat listrik yg mewakili gambar disebut isyarat video, sedangkan isyarat audio mewakili suara. <br />• Isyarat video dari kamera monochrome dinyatakan dengan gelap & terang dengan tingkat kegelapan yang berbeda-beda (grey-level).<br />• Isyarat video yg menyatakan gelap-terang ini disebut isyarat luminansi (Y)<br />• Isyarat video dilengkapi dengan isyarat pemadaman (blanking) dan sinkronisasi yg menghasilkan isyarat video komposit (Ycomp)<br />• Isyarat video komposit memodulasi AM terhadap isyarat pembawa gambar (fp)<br />• Isyarat audio memodulasi FM terhadap isyarat pembawa suara (fa)<br />3.1.2. Spektrum Dasar Sinyal TV monochrome<br />• Spektrum bidang dasar (baseband) TV hitam putih mempunyai BW 6 MHz seperti yg digunakan di Indonesia & Sebagian besar Eropa.<br /><br /> <br /><br />Gambar 1.1 Spektrum Sinyal Televisi<br /><br /><br />Gambar 1.2 Sinyal Televisi<br /> <br />Pada sistem penerima televisi hitam putih, sinyal composite video yang terdiri dari sinyal video luminance ( hitam), sinyal video Chrominance (warna), dan sinyal sinkronisasi, hanya diambil komponen Luminance (Y) dan sinyal sinkronisasi saja.<br /><br /><br />3.1.2. Pembacaan Dan Penyajian Gambar<br />• Di pemancar, kamera membaca gambar obyek titik demi titik dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah.<br />• Di penerima, tabung gambar menyajikan gambar titik demi titik dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah sesuai urutan di pemancar.<br />• Tanggapan mata manusia terlambat 1/18 detik bagi ”menghilangnya” suatu gambar. Jika gambar ditampilkan > 18 kali/detik secara terputus-putus, akan terkesan gambar tsb tertayang secara kontinyu<br />• Di Eropa, Indonesia 25 frame/detik, di Amerika 30 frame/detik.<br />• Menembakkan berkas elektron secara beruntun ke layar kamera (di pemancar) atau ke tabung gambar (di penerima) ke arah titik obyek yang dituju (di pemancar) atau ke titik tempat akan ditampilkannya gambar di layar tv (di penerima).<br />• Di Indonesia, Eropa layar terbagi 625 garis, di Amerika 525 garis <br /><br />3.1.3. Interlaced Scanning<br />• Proses menembak-nembakkan elektron di kamera maupun di tabung TV ke titik-titik sesuai pola garis-garis sehingga menyapu seluruh permukaan kamera/layar disebut pemayaran (Scanning)<br /><br /><br /><br />Gambar 1.3 Proses Scanning<br /><br /><br />• 1 frame dapat dibagi menjadi garis-garis bernomor ganjil dan garis-garis bernomor genap.<br />• Scanning paling sederhana = menampilkan garis-garis 1,2,3,...m dan mengulanginya n kali/detik<br />• Pemayaran bersisipan (interlaced scanning) = scanning diawali dengan garis-garis ganjil 1,3,5,.., dan dilanjutkan dengan garis-garis bernomor genap 2,4,6,..., Proses ini diulang-ulang n kali <br />• Interlaced scanning dapat memperhalus tampilan gambar obyek di layar karena obyek dengan n frame per/detik ditampilkan seolah olah 2n frame/detik. Jadi jika n = 25 frame/detik, maka gambar seolah-olah ditayangkan 50 frame/detik. (jauh diatas ambang mata manusia 18 frame/detik)<br /><br /><br /><br /><br />Gambar Proses Pembebtukan gambar<br /><br />• Di Indonesia digunakan m = 625 garis/frame, dan n = 25 frame/detik<br /><br />3.1.4. Pemadaman (Blanking) Dan Sinkronisasi<br />• Gerakan scanning elektron dari kiri ke kanan disebut trace horisontal. <br />• Setelah sampai di kanan, elektron harus dikembalikan ke kiri à retrace / fly-back horisontal<br />• Gerakan dari atas ke bawah disebut trace vertikal<br />• Gerakan elektron kembali dari tepi bawah ke atas disebeut retrace vertikal<br />• Pada setiap langkah balik (horisontal/vertikal) berkas elektron tidak boleh membekas di layar sehingga harus dilakukan pemadaman (blanking)<br />• Agar posisi gambar yang ditayangkan sesuai dengan obyek aslinya, maka gerakan elektron di pengirim dan pemancar harus serempak/sinkron. à sinkronisasi<br />• Retrace harus berlangsung sesingkat mungkin. Namun retrace vertikal membutuhkan waktu 20 garis. Maka 2 X 20 = 40 garis ”hilang” setiap frame. Jadi jumlah garis tiap frame yg efektif dinikmati pemirsa sekitar 625 – 40 = 585 garis. <br /><br />3.1.5. Raster<br />Iluminasi yang dihasilkan pada gambar layar tabung sebagai hasil scanning elektron secara vertikal dan horizontal ketika tidak ada sinyal video yang datang tabung katoda disebut raster. Hal ini juga dapat didefinisikan sebagai pola iluminasi rektangular yang terbentuk pada layar tabung oleh pistol elektron yang tidak termodulasi dan discan oleh sirkuit pembelok pada penerima.<br /><br />3.1.6. Frekuensi Frame dan Bidang<br />Jumlah dari frame gambar lengkap yang dikirimkan setiap detiknya dinamakan frekuensi frame dan jumlahnya adalah 25. dengan tujuan untuk meminimalisasi efek flicker, satu frame gambar dikirimkan menjadi dua gambar yang disebut dengan bidang. Pada satu bidang semua baris ganjil discan dan di bidang yang lain kita scan semua baris genap. Oleh karena itu 50 gambar dari bidang dikirimkan setiap detiknya. Jumlah dari bidang yang dikirimkan setiap detiknya dinamakan frekuensi bidang dan jumlahnya adalah 50.<br /><br />3.1.7. Brightness<br />Brightness dapat didefinisikan sebagai tingkat kecerahan latar belakang pada saat pembentukan gambar kembali. Tingkat kecerahan yang dihasilkan oleh pancaran elektron adalah suatu karakteristik dari parameter pancaran elektron seperti intensitas, kecepatan, dsb. Oleh karena itu, brightness bergantung dari tegangan anoda tabung gambar (menentukan kecepatan) dan prasikap grid katoda (menentukan frekuensi).<br /><br /><br /><br />3.1.8. Contrast<br />Perbedaan dalam intensitas dari bagian hitam dan putih dari gambar yang dibentuk kembali disebut contrast. Dengan kata lain contrast memberi kita pengertian seberapa banyak gelap pada bagia hitam dari sebuah gambar dibanding denganbagia putih. Cara pakai yang lain, hal ini mengindikasikan mengenai kecerahan pada bagian putih dibandingkan dengan tingkat kegelapan dari bagian hitam. Lebih cerah pada bagian putih, maka juga lebih contras.<br />Contrast dapat divariasikan dengan mengubah – ubah amplitudo dari sinyal video yang diberikan kepada gambar tabung katoda.<br /><br />IV. PESAWAT PENERIMA TELEVISI<br /><br /><br /><br />Gambar Fungsi rangkaian-rangkaian dalam sebuah penerima televisi.<br /><br />P adalah sinyal pembawa gambar. S adalah sinyal pembawa suara. Daerah yang dinaungi bersesuaian dengan bagian RF-IF. Bentuk gelombang yang diperhatikan tidak menurut skala.<br /><br />BLOK FUNGSIONAL UNTUK SINYAL<br />Gambar di atas memperlihatkan diagram blok untuk sebuah penerima monokrom. Blok-blok daerah ternaungi menunjukkan rangkaian-rangkaian sinyal RF-IF. Penerima pada dasarnya adalah sebuah rangkaian superheterodin. Sebuah tingkat osilator local dalam penyetala RF atau, bagian depan (front end), melakukan pelayangan dengan sinyal RF hingga turun ke frekuensi tengah untuk penguat IF. Kemudian semua RF pada stasiun-stasiun yang berbeda diubah menjadi nilai-nilai IF yang sama dari penerima. Nilai-nilai IF standar pada penerima-penerima televisi adalah :<br />45,75 MHz untuk sinyal pembawa gambar<br />41,25 MHz untuk sinyal pembawa suara<br />Kebanyakan penguat sinyal dalam penerima dilakukan oleh bagian-bagian penguat IF. Sinyal-sinyal video mula-mula muncul pada keluaran detector video. Detektor tersebut memiliki masukan sinyal IF termodulasi dan keluaran sinyal bidang frekuensi dasar.<br /><br />BLOK FUNGSIONAL UNTUK PENYELARASAN DAN DEFLEKSI<br />Kita dapat meninjau osilator defleksi vertikal atau defleksi horizontal sebagai titik awal untuk defleksi. Masing-masing adalah sebuah rangakaian osilator “free-running” yang menghasilkan keluaran dengan atau tanpa sinyal masukan. Akan tetapi, masukan penyelarasan digunakan untuk mengontrol frekuensi osilator. Keluaran osilator semua penguat daya, yang bekerja sebagai sebuah generator penyamar untuk menghasilkan sejumlah arus pemayaran gigi gergaji yang diperlukan didalam kumparan ganda defleksi.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />PENGONTROLAN PENGUATAN SECARA OTOMATIS (AGC-AUTOMATIC GAIN CONTROL)<br />Perhatikan diagram penerima pada gambar di bawah untuk melihat bahwa sinyal video juga dihubungkan kesuatu bagian AGC. Rangkaian ini menghasikan suatu bias searah untuk mengontrol penguatan yang otomatis pada penguat RF dan IF. Rangkaian AGC merupakan suatu sistem lup tertutup, yang berarti memiliki umpan-balik. Rincian lanjut dari sistem ini diperhatikan pada diagram blok pada gambar di bawah ini.<br /><br /><br />Gambar 13. Lup umpan-balik rangkaian AGC. Bias AGC mengontrol penguat RF dan IF.<br /><br />AGC memberikan suatu level sinyal video yang tetap pada keluaran detektor video, sekalipun antena menghasilkan level sinyal RF bervariasi secara lebar. Kondisi sinyal dapat bervareasi dari suatu sinyal antena yang lebih kecil daripada 100 mikroV sampai kebeberapa persepuluh volt. Jumlah siyal pada penerima tergantung pada daya pemancar, jarak dari antena kepemancar, dan faktor-faktor lain. Namun dengan AGC, kontras gambar hampir sama jika penerima disakelarkan ke stasiun-stasiun yang berlainan. <br /><br /><br />PERSYARATAN DAYA SEARAH (DC)<br />Semua penguat dalam penerima membutuhkan daya searah (DC power). Alasannya adalah bahwa sebuah penguat untuk masukan sinyal AC memberikan keluaran yang diperkuat dengan mengontrol nilai-nilai searah (DC) dalam rangkaian keluaran. Sebuah transistor memerlukan tegangan elektroda searah agar dapat menghantarkan arus. Catu daya mengkonveksi masukan jala-jala daya ac ke tegangan catu dc. Fitur-fitur digunakan untuk menghilangakan kerut gelombang AC dalam keluaran DC.<br />Berbagai tegangan DC diperlukan agar memenuhi kebutuhan rangkaian sinyal, rangkaian defleksi dan tabung gambar. Sebuah pesawat penerima khas yang hitam-putih 19 inci memerlukan hal-hal berikut :<br />1. Tegangan rendah (Low Voltage). Sekitar 12 sampai 35 V untuk penguat dengan sinyal kecil.<br />2. Tegangan menengah (Medium Voltage). Sekitar 200 V untuk tingkat keluaran video.<br />3. Tegangan menengah (Medium Voltage). Sekitar 150 V untuk tingkat keluaran horizontal<br />4. Tegangan menengah (Medium Voltage). Sekitar 300 – 400 V untuk kisi layar (Screen Grid) dari tabung gambar dan untuk kisi fokus <br />5. Tegangan Tinggi (High Voltage). Sekitar 15 kV sampai 18 kV dari tegangan anoda pada tabung gambar monokrom.<br />Persyaratan untuk tingkat keluaran horizontal adalah berbeda. Penggerak video (Video Drive) untuk tabung gambar bisa lebih besar dari pada 100 V tetapi dengan arus yang sangat kecil. Dalam rangkaian keluaran horisontal, fokus utama adalah arus beban yang khasnya adalah 1 A atau lebih.<br /><br />BAGIAN FREKUENSI RADIO (RF)<br />Penetala RF, atau bagian depan (front-end), adalah bagian pengubah frekuensi dari penerima superheterodin. Penyetala ini menerima sinyal-sinyal antena pada semua frekuensi saluran. Sinyal-sinyal ini dikonveksi (diubah) kedalam suatu bidang frekuensi tunggal (singelband) dalam pass band IF untuk penguat IF yang disetalakan pada harga yang tetap. Keluaran dari penyetala RF merupakan awal dari bagian IF.<br /><br /><br /><br />BAGIAN PENGUAT TENGAH (IF)<br />Bagian IF hanya menerima frekuensi menengah (IF) dalam keluaran tingkat pencampuran sebab rangkaian-rangkaian ini disetalakan untuk sinyal IF. Benar-benar tidak ada penguatan pada masukan RF yang asli dan frekuensi jumlah. Hanya sinyal IF yang diperkuat.<br />Fungsi utama dari bagian IF adalah menaikan level sinyal ke titik pada mana pembungkus AM dapat dideteksi. Umumnya dibutuhkan sebuah dioda semikonduktor sebagai penyearah setengah gelombang untuk mendeteksi sinyal IF. Suatu level sinyal sebesar paling sedikit 0,5 V diperlukan untuk deteksi linier. Jadi bagian IF terdiri dari dua atau tiga penguat yang dikaskade untuk penguatan tegangan keseluruhan sebesar kira-kira 10.000. sebagai contoh, dengan sinyal IF 0,2 mV dari pencampur, keluaran yang diperkuat kedetektor video sama dengan 2 V. Suatu diagram blok dari bagian penguat IF dan detektor video ditunjukkan pada gambar di bawah bersama dengan kurva respon IF.<br /><br /><br /> Gambar Diagram blok bagian penguat IF beserta respon RFnya. Jebakan-jebakan gelombang menghasilkan tarikan dalam kurva.<br /><br />Perhatikan bahwa sinyal gambar IF 45,75 MHz dan juga sinyal suara IF 41,25MHZ diperkuat dalam bagian IF yang umum. Sinyal kroma 3,58 MHz yang warnanya termultipleksi adalah bagian dari gambar.<br /><br /><br />DETEKTOR VIDEO<br />Sinyal dari penguat IF akhir menggerakkan detektor video seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini.<br /><br /><br />Gambar Diagram blok detektor video dan penguat video dalam penerima televisi hitam putih. Emitter-follower tidak membalik polaritas sinyal video.<br /><br />Detektor ini secara khas adalah sebuah penyearah dioda frekuensi tinggi dengan sebuah filter dalam rangkaian keluarannya yang memintas komponen kerut IF. Rangkaian keluaran detektor video merupakan tempat pertama dimana sinyal video komponen baseband dapat dilihat dengan sebuah osiloskop.<br /><br /><br />BAGIAN PENGUAT VIDEO<br />Fungsi utama dari penguat video adalah memberikan ayunan tegangan yang diperlukan untuk menggerakkan tabung gambar dari cut-off, untuk pengosongan, ke tegangan katoda-kisi yang praktis nol, untuk putih puncak. Dalam nilai puncak-kepuncak, ayunan ini dapat bervariasi dari sekitar 30 V pada tabung-tabung gambar kecil sampai sekitar 300 V. Dalam sekitar 1 V dari detektor video, penguatan tegangan (voltage) yang dibutuhkan dalam penguat video adalah 30 sampai 200.<br />Tegangan catu dc (searah) untuk penguat video harus lebih besar daripada ayunan sinyal puncak ke puncak. Karena alasan ini, penguat video dalam suatu penerima Solid State biasanya memiliki catu dayanya sendiri., hanya untuk keluaran video. Khasnya, penyearah digerakkan oleh pulsa-pulsa masukan yang diperoleh dari tingkat keluaran horizontal.<br />Biasanya pengontrolan penguatan diberikan dalam penguat video untuk memperbolehkan adanya penyesuaian kontras gambar. Seperti dilukisakan pada gambar di atas, kontrol kontras mengubah penguatan penguat untuk sinyal video ac. Penguatan harus diubah tanpa mengubah titik kerja dc, sehingga operasi linier dapat terus dipertahankan.<br /><br />KOMPONEN SEARAH (DC) DARI SINYAL VIDEO<br />Komponen searah (DC) dari sinyal video menunjukkan terang relatif dalam gambar terhadap tingkat pengosongan. Pada keluaran detektor video, komponen searah dari sinyal video akan tetap utuh saat dipancarkan. Alasannya adalah bahwa sinyal video hanya dalam pembungkus sinyal modulasi dari sinyal gambar AM dalam penguat RF dan IF. Deteksi diperlukan untuk memulihkan kembali sinyal video dan komponen searahnya.<br />Guna mempertahankan komponen searah, penguat video sering digandengkan-langsung dari keluaran detektor video kekatoda tabung gambar. Penggandengan langsung atau penggandengan searah (dc) berarti bahwa tidak ada kepasitor penggandeng yang digunakan secara seri. Sebuah kapasitor gandeng menghantarkan sinyal-sinyal bolak-balik tetapi memblokir nilai rata-rata searahnya. Akan tetapi, komponen searah dapat disisipkan lagi dengan sebuah rangkaian pemulih.<br /><br />BAGIAN IF SUARA 4 MHZ<br />Suara yang berhubungan dipancarkan sebagai suatu sinyal FM dalam saluran penyiaran televisi dengan frekuensi tengah 4,5 MHz diatas frekuensi pembawa gambar. Penyimpanan frekuensi maksimum adalah 25 kHz diatas dan dibawah frekuensi pembawa suara ”Transmisi Televisi”, FM digunakan untuk sinyal suara karena dia bebas dari derau dan interverensi. Prinsip-prinsip penggunaan FM bagi suara televisi diterapkan dalam cara yang sama seperti dalam radio FM dalam bidang frekuensi penyiaran dari 88 sampai 108 MHz, kecuali bahwa ayunan frekuensi adalah 25 MHz, ketimbang 75 kHz untuk modulasi 100 %. Seperti penerima FM, rangkaian suara IF membutuhkan pembatasan AM dan sebuah detektor FM pada keluaran audio.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />CRT ( Cathoda Ray Tube)<br /><br /><br /><br />Tabung gambar adalah sebuah tabung sinar katoda (CRT) berisi senapan elektron, yang menghasilkan berkas elektron, yang memancarkan cahaya. Tabung – tabung gambar monokrom mempunyai satu senapan elektron untuk layar fosfor putih. Tegangan tinggi dihubungkan ke anoda guna mencapai terang yang cukup. Tegangan searah positif khas adalah 10 kV untuk tabung monokrom 12 inci. Sambungan anoda dibuat dalam sebuah rongga berceruk pada lonceng gelas yang lebar. Pemfokusan berkas elektron menghasilkan bintik yang tajam. Tabung – tabung gambar menggunakan focusing coil.<br />Berkas elektron dibelokkan secara horizontal dan vertikal untuk mengisi bidang layar. Defleksi magnetik digunakan pada tabung – tabung gambar. Sebuah cincin magnet permanen pada leher tabung digunakan untuk pemusatan. Sudut defleksi tabung gambar adalah sudut total yang dapat dibelokkan oleh berkas tanpa menyentuh sisi – sisi pembungkus. Sudut defleksi gandar sebaiknya sesuai dengan tabung. Topeng hitam digunakan di sekeliling titik – titik fosfor untuk membuat hitam yang lebih gelap yang memperbaiki kontras dalam gambar.<br /><br /><br />V. KESIMPULAN<br />1. Pada sistem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik dan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.<br />2. Dalam sistem televisi gambar ditransmisikan dengan metoda scanning.<br />3. Televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal sedangkan Televisi digital menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video.<br />4. TV ditransmisikan dalam UHF (Ultra High Frequency) dan VHF (Very High Frequency) dimana setiap salurannya mempunyai lebar pita sebesar 6 MHz.<br />5. Semua penguat dalam penerima membutuhkan daya searah (DC power).<br />6. Fungsi utama dari bagian IF adalah menaikan level sinyal ketitik pada mana pembungkus AM dapat dideteksi.<br />7. Fungsi utama dari penguat video adalah memberikan ayunan tegangan yang diperlukan untuk menggerakkan tabung gambar.<br /><br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br /> Grob,Bernard.1991.Basic Television And Video System. McGraw Hill Inc.<br /> Freeman ,Roger L.1998.Telecomunication Transmission Handbook. JhonWilley Inc.<br /> www.google.com<br /> www.wikipedia.com<br /> www.e-ducation.net <br /> www.ekawenats.com<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4489027571325516937.post-53450077669618428212013-10-04T18:22:00.001-07:002013-11-10T19:05:30.083-08:00Kata-Kata Mutiara #22<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
"Lelaki dapat memilih wanita yang mereka sukai, tetapi perempuan hanya dapat menunggu ada lelaki yang menyukai mereka"FNS
</div>
yusufhttp://www.blogger.com/profile/09105647245531310667noreply@blogger.com0