Gb. Peta kerajaan Syafawiyyah
1. Muqaddimah
Kerajaan safawiyyah bermula dari dari sebuah tarekat yang bernama sama. Tarekat ini berasal dari Ardabil, Azerbaijan. Jika umumnya suatu tarekat lebih berorientasi Ukhrawi, hal berbeda terjadi dengan tarekat safawiyyah ini. Tarekat safawiyyah secara tiba-tiba berubah menjadi gerakan politik yang sangat berorientasi duniawi.
Faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah adanya keterkaitan dengan ajaran tarekat itu sendiri, terutama hubungan antara pemimpin tarekat dan pengikutnya. Para pengikut ini harus tunduk kepada mursyid (pemimpin tarekat) dan khalifah (wakil mursyid di daerah). Sehingga tak heran bila pengikut tarekat ini kemudian menjadi tentara yang teratur dan fanatik.
2. Asal-usul
a. ) Masa Awal
Kata safawi berasal dari shafi yaitu gelar gelar bagi nenek moyang kerajaan safawiyah yaitu Shafi Ad-Din Al-Ardabily (1252-1334 M). Shafi Ad-Din Al-Ardabily berguru kepada Zahid Taj Ad- Din Ibrahim Zahidi(1216-1301) yang merupakan seorang pemimpin tarekat. Setelah Syekh Zahid meninggal, pada tahun 1301 Al-Ardabily kemudian menjadi ketua tarekat dan lambat laun menjadi tarekat safawiyyah
.
b.) Masa pembentukan
Pembentukan kerajaan safawiyyah juga dilalui dengan sejarah panjang. Pada saaat itu persia dikuasai 2 kerajaan Turki yaitu Kara Koyunlu dan AK Koyunlu. Karena kegiatan politiknya Junaid (pemimpin waktu itu) terpaksa meninggalkan Ardabil dan meminta suaka kepada kerajaan AK Koyunlu.
Meski berbeda aliran tetapi lama kelamaan persahabatan antara 2 kerajaan ini semakin erat dengan dibuktikan perkawinan antara Junaid dan saudara Uzun Hasan dan perkawinan Haidar(putra Junaid) dengan putri Uzun Hasan sendiri.
Selama dalam perlindungan AK Koyunlu, safawiyyah melakukan usaha untuk membangun kekuatan politik. Sayang usaha Junaid berujung tragis, Ia terbunuh oleh penguasa dari Syirwan pada tahun 1460 M. Penerus Junaid yaitu Haidar memberi atribut pasukannya dengan serban merah (Qizilbash) yang membuat semangat pasukannya semakin membara.
Saat AK Koyunlu berhasil mengalahkan Kara Koyunlu, AK Koyunlu berbalik memusuhi safawiyyah. AK Koyunlu mengirimkan tentara kepada Syirwan yang saat itu berperang melawaan safawiyah dan berkhir dengan kematian Haidar.
Pemimpin safawiyyah selanjutnya adalah Ali. Ia ditahan oleh AK Koyunlu tetapi saat mencoba melarikan diri Ali dibunuh oleh pasukan AK Koyunlu. Tonggak kepemimpinan di teruskan oleh adiknya Ismail.
Cara Ismail dalam usaha memenangkan peperangan berbeda dan tergolong cerdik. Ia menjalin hubungan erat dengan pengikutnya sambil mengumpulkan bala tentara. Setelah berhasil mengalahkan pasukan Syirwan, pada tahun 1501 M Ismail berhasil mengalahkan AK Koyunlu. Sehingga pada tahun ini juga Ismail memproklamasikan berdirinya kerajaan Syafawi. Ismail juga menjadi raja pertama kerajaan Syafawiyyah.
3.) Kemajuan dan perkembangan
Kerajaan safawiyyah mengalai puncak kejayaan pada masa pemerintahan raja Abbas I (1588-1628). Syah Abbas I tercatat dalam sejarah manapun mengatasi berbagai macam konflik, baik intern maupun konflik dengan kerajaan di luar safawiyyah. Pada masa Syah Abbas I kerajaan safawiyyah mengalami hal-hal berikut
a.) Wilayah kekuasaan islam yang luas
Meskipun tidak terlalu fokus memperluas wilayah kekuasaaan pada masa ini juga terjadi perluasan wilayah. Dimulai dengan membuat barisan tentara baru yang disebut Ghulam, karena tentara Qizilbash dianggap sudah terlalu kesukuan. Diikuti dengan persenjataan yang modern, akhirnya kerajaan ini bisa menguasai beberapa wilayah rivalnya (kerajaan Uzbek & Usmani).
Di timur Mashad, Herat,Bakh, Marw, dan Astrabad berhasil dikuasai. Di barat Nakhiwan, Erwan, Saad, Makhiwan, Baghdad dan Diyarbarkar. Di selatan pada masa ini Bahrain dapat dikuasai . Di utara Syirwan Georgia hingga Hormuz.
b.) Kemajuan dalam bidang ekonomi
Setelah Vasco da Gama berhasil menemukan jalur laut lewat tanjung harapan sehingga banyak bangsa barat yang berbondong-bondong ke timur untuk mendapatkan yang diinginkan. Safawiyyah telah menguasai Hormuz, dan kemudian membuat kota dagang baru bernama Bandar Syah Abbas di teluk persia.
Tak mengherankan pada masa ini kerajaan Safawiyyah menguasai dan menjadi kunci perdagangan internasional. Komoditas perdagangan pada waktu itu adalah rempah-rempah, olahan logam, tekstil mewah, karpet, keramik-keramik dan sebagainya.
c.) Pembangunan infrastruktur masyarakat
Ibukota Safawiyyah adalah Isfahan. Pada masa ini juga terjadi pembangunan besar-besaran. Pada saat Abbas I meninggal di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 perguruan tinggi, 1.802 buah apartemen dan 273 pemandian umum. Diantaranya ada bangunan terkenal antara lain : masjid I-Syah (1601), masjid I-Syaikh Lutf Allah (1603). Selain itu juga membangun istana yang disebut Chihil Sutun.
Berbeda dengan raja-raja Sasanid dan Akhamenid sebelumnya Abbas I tidak membangun istana megah untuk anak turunnya tetapi membangun beberapa istana di luar Isfahan. Selain itu Abbas I juga membangun makam-makam. Seperti : makam orang suci Syiah, makam Ali Ar-Ridha di Mashad, makam keluarga syafawi di Ardabil, dan makam imam Syiah di Baghdad.
d.) Berkembangnya Filsafat, Ilmu dan Seni
Pada masa ini berkembang dua aliran filsafat. Pertama, aliran filsafat Perifatetik seperti yang dikemukakan Aristoteles dan Al-Farabi. Kedua, filsafat ishraqi yang diabawa oleh Suhrawardi pada abad ke-12 M. Pada zaman ini juga terdapat banyak ilmuwan salah satunya Syekh Bahr Ad-Din Amily ulama terbesar di Isfahan, seorang teolog, penyair, filsuf, dan matematikus ulung yang karyanya Khulasah fi al-Hisab.
Di bidang seni seperti pada bangunan masjid yang anggun dan makam-makam orang suci yang dibangun. Pada hasil industri seperti pada berbagai macsam keramik, permadani dan hiasan dinding yang indah. Sedang pada bidang sastra juga berkembang pesat khususnya di kalangan penyair-penyair sufi.
4.) Faktor pendorong kemajuan
Pertama, karena Syah Abbas saangat cakap dan berwibawa dalam mengatur pemerintahan. Kepribadian Syah Abbas inilah faktor utama yang menopang kemajuan kerajaan Syafawiyyah yang dihasilkannya.
Kedua, karena faktor geografis. Wilayah kerajaan Syafawiyyah memiliki tanah yang subur untuk pertanian dan daerah-daerah yang strategis untuk perdagangan.
Ketiga, karena faktor stabilitas dan keamanan negara. Syah Abbas mampu menjaga kerajaan Syafawiyyah dari serangan luar (Turki Utsmani), dan menjaga stabilitas dalam negeri (toleransi islam).
Keempat, pemerintahan yang kuat dan berwibawa juga mendorong terwujudnya partisipasi rakyat dalam membangun. Syah Abbas berusaha keras membuat pemerintahannya berwibawa di depan rakyatnya.
Kelima, Politik luar negeri yang terbuka, yang dilaksanakan Syah Abbas merupakan faktor yang memungkinkan terwujudnya kemajuan.
5.) Kemunduran
Pertama, adanya sistem pergantian syah yang tidak konsisten. Contohnya Syah Abbas yang membunuh anaknya yang sulung, karena dicurigai mengadakan pemberontakan. Sehingga ia digantikan oleh cucunya Syah Safi Mirza. Yang kelak menjadi pemimpin yang lemah
Kedua, Petualangan para tokoh pemerintahan yang oportunis dari golongan qizilbash, gulam, harem, dan ulama. Contohnya penyerahan urusan kepada ulama Syiah yang sangat fanatik, melakukan banyak kekejaman terhadap rakyat yang beraliran Sunni. Sehingga lama kelamaan timbul perlawanan dari kaum Sunni.
Ketiga, menurunnya loyalitas para pendukung kerajaan kepada kerajaan Syafawiyyah. Contoh loyalitas Qizilbash beralih ke suku masing-masing, begitu pula dengan ghulam yang beralih ke asal-usul mereka yaitu Georgia.
Keempat, kemunduran kerajaan Syafawiyyah juga disebabkan oleh konflik berkepanjangan dengan kerajaan Utsmani dan dekadensi moral (perilaku buruk para pemimpin).
Sementara penyebab langsung kemunduran kerajaan Syafawi adalah penyerbuan bangsa Afghan terhadap ibukota Isfahan pada tahun 1722 sehingga dengan terpaksa Syah Husein menyerahkan mahkota kerajaan kepada Mir Mahmud (pemimpin Afghan).
0 komentar:
Posting Komentar